Mobil yang terkena terjangan banjir bandang di Texas, Amerika Serikat. Foto: The New York Times
Texas: Kekhawatiran semakin besar bahwa jumlah korban tewas akibat banjir bandang yang melanda Texas, Amerika Serikat (AS) akan terus bertambah. Hingga Rabu, 9 Juli 2025, otoritas setempat melaporkan 110 korban jiwa dan lebih dari 170 orang masih dinyatakan hilang.
Banjir terjadi pada 4 Juli, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS, ketika luapan air dari sungai menghantam berbagai wilayah, terutama di Kerr County, wilayah yang dikenal sebagai "Flash Flood Alley" di Texas Tengah.
Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan bahwa jumlah korban masih bisa bertambah dan prioritas utama saat ini adalah menemukan setiap orang yang masih hilang.
"Saat ini, tugas utama kami adalah menemukan setiap orang yang masih hilang," ujar Abbott lewat akun X resminya.
Sheriff Kerr County, Larry Leitha, mengonfirmasi bahwa wilayahnya mencatat 95 korban tewas, termasuk 36 anak-anak. Di antara mereka, setidaknya 27 adalah anak perempuan dan konselor yang sedang mengikuti kegiatan musim panas di Camp Mystic di sepanjang Sungai Guadalupe yang meluap pada Jumat dini hari.
“Lima anak peserta dan satu konselor dari kamp itu masih hilang, bersama satu anak lain yang tidak terkait dengan kamp,” kata Leitha dalam konferensi pers.
Sebanyak 12 orang lainnya masih hilang di wilayah Texas lainnya, di luar Kerr County.
Upaya Pencarian Besar-besaran
Melansir dari
Channel News Asia, Kamis, 10 Juli 2025, lebih dari 2.000 petugas penyelamat, polisi, dan tenaga ahli diterjunkan dalam operasi besar-besaran untuk mencari korban di tengah lumpur, puing-puing, dan kondisi cuaca yang sulit.
Ben Baker dari Texas Game Wardens menyebut pencarian sangat menantang karena banyaknya tumpukan reruntuhan dan kondisi medan yang berbahaya.
“Tumpukan besar puing ini sangat menyulitkan proses evakuasi. Untuk masuk ke dalam tumpukan, sangat berbahaya,” jelas Baker.
Petugas polisi Kerrville, Jonathan Lamb, memuji aksi heroik para petugas dan relawan yang menyelamatkan ratusan warga dari rumah dan kendaraan mereka yang terendam banjir.
“Petugas mengetuk setiap pintu, membangunkan warga, bahkan ada yang ditarik keluar dari jendela rumah mereka,” ungkap Lamb.
Cuaca Ekstrem Berlanjut
Layanan Cuaca Nasional (NWS) memperkirakan masih akan ada badai dengan hujan lebat di wilayah Hill Country pada Rabu.
Di negara bagian tetangga, New Mexico, tiga orang tewas akibat banjir di kota Ruidoso setelah Sungai Ruidoso meluap hingga mencapai ketinggian 6 meter.
Sementara itu, Presiden Donald Trump dijadwalkan mengunjungi Texas pada Jumat bersama Ibu Negara Melania Trump. Ia memuji operasi penyelamatan yang menggunakan helikopter dari berbagai negara bagian.
Namun, muncul pertanyaan serius mengenai apakah pemotongan anggaran pemerintah federal oleh pemerintahan Trump turut berkontribusi pada lemahnya sistem peringatan dini dan lambannya respons bencana.
“Akan ada evaluasi menyeluruh setelah ini. Pertanyaan-pertanyaan itu memang perlu dijawab,” kata Sheriff Leitha ketika ditanya soal penanganan awal banjir.
Menurut ahli cuaca dari Climate Central, Shel Winkley, kombinasi dari kondisi geografis dan kekeringan ekstrem di wilayah tersebut memperparah dampak banjir.
“Tanah yang sangat kering akibat kekeringan ekstrem tidak mampu menyerap air hujan, sehingga banjir menjadi lebih cepat dan ganas,” pungkas Winkley.
(Muhammad Reyhansyah)