Tiongkok ‘Tidak Takut' untuk Perang Dagang dengan AS

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian. Foto: China MOFA

Tiongkok ‘Tidak Takut' untuk Perang Dagang dengan AS

Fajar Nugraha • 17 April 2025 05:27

Beijing: Tiongkok memperingatkan bahwa mereka ‘tidak takut’ untuk berperang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan menegaskan kembali seruan untuk berdialog, setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Beijing harus datang ke meja perundingan.

"Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan Tiongkok atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 17 April 2025.

Trump awalnya mengenakan tarif pada impor dari Tiongkok atas dugaan perannya dalam rantai pasokan fentanil - dan baru-baru ini meningkatkan pungutan tersebut secara tajam atas praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh Washington.

Tahun ini, Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145 persen pada banyak barang dari Tiongkok, yang merupakan tambahan dari bea dari pemerintahan sebelumnya.

Ini melibatkan bea sebesar 20 persen atas fentanil dan obat-obatan terlarang lainnya, serta 125 persen atas praktik perdagangan. Terbaru, AS telah menerapkan tarif baru hingga 245 persen terhadap barang impor Tiongkok.

Gedung Putih menekankan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi "America First" yang diinisiasi Trump sejak hari pertama menjabat kembali sebagai presiden.

Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa tarif 245 persen terdiri dari beberapa lapis beban: tarif resiprokal sebesar 125 persen, tarif tambahan 20 persen untuk menanggapi krisis fentanyl, dan tarif Section 301 antara 7,5 persen hingga 100 persen yang dikenakan atas barang-barang tertentu.

"Pada Hari Pembebasan (2 April), Presiden Trump memberlakukan tarif 10 persen terhadap semua negara dan tarif lebih tinggi secara individual kepada negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar dengan AS," tulis pernyataan Gedung Putih.

Lembar fakta Gedung Putih yang dirilis pada Selasa, 15 April 2025, juga menyebutkan bahwa Tiongkok telah menanggapi dengan berbagai pembatasan ekspor terhadap Amerika Serikat, termasuk terhadap logam tanah jarang dan komponen teknologi tinggi.

Pemerintahan Trump, bagaimanapun, telah memberikan penangguhan sementara untuk produk teknologi tertentu -,seperti telepon pintar dan laptop,- dari pungutan terbaru.

Pada Selasa, Presiden AS mengatakan "bola ada di tangan Tiongkok. Tiongkok perlu membuat kesepakatan dengan kami", menurut sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Sekretaris Pers Karoline Leavitt dalam sebuah pengarahan.

Beijing menanggapi pada hari Rabu dengan mengatakan bahwa "AS-lah yang memulai perang tarif ini".

"Posisi Tiongkok sudah sangat jelas. Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang," kata Lin.

“Tiongkok tidak ingin berperang, tetapi tidak takut untuk berperang,” tegas Lin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)