BGN: 12 SPPG yang Langgar SOP Siap Beroperasi Kembali

Ilustrasi makan bergizi gratis. Metrotvnews.com/Siti Yona

BGN: 12 SPPG yang Langgar SOP Siap Beroperasi Kembali

Achmad Zulfikar Fazli • 27 October 2025 21:39

Jakarta: Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sebelumnya ditutup karena melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah siap beroperasi kembali. Total ada 12 SPPG yang sempat ditutup.

“Ada 12 SPPG sekarang yang sudah rilis mau operasi kembali setelah selesai melakukan evaluasi,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana di Jakarta, dilansir dari Antara, Senin, 27 Oktober 2025.

Dia menegaskan 12 unit SPPG yang sebelumnya melanggar tersebut bisa kembali beroperasi setelah dilakukan perbaikan-perbaikan menyeluruh.

"Untuk lokasinya menyebar, ada di berbagai daerah,” kata dia.

Dia menjelaskan perbaikan dan evaluasi yang dilakukan terhadap 12 SPPG ini sudah selesai dan sekarang siap memberikan manfaat kembali kepada penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG).
 

Baca Juga: 

Tinjau SPPG Cengkareng, Kapolda Metro Memastikan Kualitas MBG untuk 3.800 Siswa


Pihaknya juga memberikan sosialisasi untuk standar operasional terbaru yang segera diterapkan terkait pelaksanaan program MBG. Termasuk soal regulasi sanksi bagi mitra yang melanggar akan langsung dievaluasi.

Pihaknya akan melakukan investigasi lalu dihentikan operasionalnya sampai keluar hasil investigasi.

"Ini biasanya tergantung dari beratnya kasus, antara dua minggu biasanya sampai dua bulan. Dan itu sangat tergantung dari hasil evaluasi," kata dia.

Target Zero Kasus Keracunan


Ilustrasi SPPG untuk makan bergizi gratis. Dok. MTVN

BGN menargetkan nol (zero) kasus dalam pelaksanaan program MBG dengan sejumlah inovasi hasil dari evaluasi dan temuan di lapangan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menurunkan jumlah penerima manfaat per SPPG. Sehingga, jumlah penerima dapat berkurang dan membuat kualitas makanan lebih baik.

Kedua, setiap SPPG ada juru masak yang bersertifikat. Sebab, dari pengalaman cara kerja yang dimiliki, juru masak bersertifikat lebih efisien dan lebih cepat.

Ketiga, seluruh SPPG nanti memiliki alat tes cepat (rapid test) terkait dengan uji bahan baku. Menurut dia, dari pengalaman Jepang yang sudah 100 tahun, sebesar 90 persen kejadian keracunan makanan berasal dari bahan baku.

“Kami juga ingin menguji hasil masakan sebelum dibagikan kepada penerima manfaat,” kata dia.

Keempat, pihaknya meminta seluruh SPPG memiliki alat sterilisasi food tray atau tempat hidangan MBG, yang dapat kering dalam waktu tiga menit dengan suhu 120 derajat agar lebih steril.

Selanjutnya,persoalan air yang digunakan memasak, sesuai dengan hasil kajian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merekomendasikan menggunakan air yang sudah bersertifikat atau air kemasan isi ulang yang sudah disertifikasi.

Pihaknya juga akan melakukan pelatihan dan bimbingan teknis berulang kepada seluruh kepala SPPG agar tetap waspada dengan apa yang dilakukan.

“Untuk yang baru ini, untuk bimbingan teknis meningkatkan kualitas, untuk yang lama itu untuk penyegaran,” kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)