Pecut Literasi Finansial di Tengah Ledakan Aplikasi Keuangan Digital dan Ancaman Hoaks

Ilustrasi literasi keuangan. Foto: banksaqu.co.id

Pecut Literasi Finansial di Tengah Ledakan Aplikasi Keuangan Digital dan Ancaman Hoaks

Husen Miftahudin • 5 August 2025 22:23

Jakarta: Pertumbuhan aplikasi investasi dan trading berbasis kripto yang semakin marak dalam beberapa tahun terakhir, utamanya generasi muda, membuat banyak orang tertarik mencobanya. Namun di balik antusiasme itu, muncul pula kekhawatiran soal tingginya misinformasi seputar legalitas, cara kerja platform, hingga risiko kerugian.

Fenomena ini menjadi cerminan bagaimana era digital bisa mempercepat sekaligus membingungkan masyarakat dalam mengambil keputusan finansial. Informasi berseliweran di media sosial tanpa filter, membuat banyak orang sulit membedakan mana edukasi dan mana manipulasi.

Terlebih, istilah seperti 'blockchain', 'trading bot', hingga 'kontrak pintar' sering digunakan tanpa penjelasan yang jelas, memicu salah persepsi di kalangan pengguna. Akibatnya, berbagai tuduhan pun bermunculan, mulai dari menyebut platform sebagai 'ponzi', 'binary option terselubung', hingga 'money game'.

Tuduhan tersebut banyak muncul di forum online tanpa didukung data atau analisis. Padahal, sebagian besar dari pengguna tidak memiliki dasar literasi finansial yang memadai untuk memahami bagaimana sistem keuangan digital bekerja.
 
Baca juga: Ini 3 Jenis Kegiatan Ekonomi Paling Utama yang Menggerakkan Perekonomian


(GS Community Indonesia melakukan pemahaman menyeluruh kepada pengguna aplikasi digital. Foto: dok GS Community Indonesia)
 

Pecut literasi finansial pengguna aplikasi digital


Terkait hal tersebut, GS Community Indonesia melakukan pemahaman menyeluruh kepada pengguna aplikasi digital melalui pendekatan komunitas yang inklusif dan berbasis edukasi. Langkah ini dilakukan dengan semangat 'Gerakan Edukasi Finansial Pengguna 68EA untuk Lawan Hoaks & Bangun Literasi'

"Kami ingin semua pengguna punya daya kritis, bukan hanya ikut-ikutan atau percaya karena ramai dibicarakan," ucap penggerak komunitas Sharly dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 5 Agustus 2025.

Dalam kegiatannya, GS Community aktif menyelenggarakan forum diskusi daring, menyebarkan konten edukatif, dan membuka ruang tanya jawab yang membahas aspek legalitas, risiko kontrak digital, hingga membedakan antara sistem edukatif dan praktik money game.

Mereka juga aktif menjawab tudingan miring yang kerap beredar dengan pendekatan berbasis bukti. "Banyak orang bingung karena tidak tahu harus bertanya ke siapa. Di komunitas ini, kami belajar bareng dan saling bantu untuk pahami risikonya," ujar Sharly.

Komunitas ini bahkan memiliki target ambisius untuk mencetak 1.000 edukator finansial dari kalangan masyarakat umum. Mereka ingin memperluas jangkauan informasi sehat dengan membekali orang-orang dari berbagai latar belakang agar bisa menjadi agen literasi di lingkungan mereka.

"Satu-satunya cara menjawab tuduhan dan keraguan adalah lewat data, akal sehat, dan edukasi berkelanjutan. Bukan dengan promosi, bukan juga dengan serangan balik," tukas Sharly.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)