Siswa sekolah dasar di Kelurahan Tanjung Priok dan Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, mendapat pemeriksaan mata dan kacamata gratis. Dokumnetasi/ istimewa
Atalya Puspa • 5 August 2025 13:17
Jakarta: Pengurus Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar mengingatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah jangan sampai sekadar menjadi data skrining. Harus ada langkah lanjutan terhadap siswa yang memiliki masalah kesehatan.
"Skrining itu tidak hanya sampai pada screening, itu perlu ada tindakan lanjut untuk mem-follow up ini. Nah itu tindakan lanjutnya itu apa?" kata Iqbal saat dihubungi, Selasa, 5 Agustus 2025.
Ia menyambut positif program ini, kendati bukan program baru. Iqbal mengatakan Puskesmas sudah melaksanakan upaya pengecekan kesehatan di sekolah dalam berbagai bentuk. Mulai dari penyuluhan, pengecekan gigi, pengecekan mata, dan sebagainya.
"Kalau yang dilakukan saat ini itu merupakan perluasan dari kegiatan yang pernah dilakukan sejak dulu, ya saya kira ini merupakan satu kemajuan," kata Iqbal.
Ia mengatakan pemerintah harus menyiapkan langkah lanjutan setelah mendapatkan data adanya siswa yang mungkin obesitas, kurang gizi, atau gangguan thalassemia. Iqbal juga mengingatkan tentang pentingnya pendanaan pada program tersebut agar memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Saya kasih contoh misalnya, katakanlah kalau ada misalnya 20 persen atau 30 persen anak yang didiagnosa menderita overweight atau obesitas. Lantas apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah? Atau misalnya ada anak yang beberapa persen itu merokok, misalnya apa yang mereka bisa lakukan pada tahap ini?" jelas Iqbal.
Baca juga: Cek Kesehatan Gratis di Sekolah akan Digelar Setahun Sekali |