Pakistan dan Afghanistan Sepakati Gencatan Senjata dalam Pertemuan di Qatar

Prajurit Pakistan bersiaga di area yang berbatasan dengan Afghanistan. (Anadolu Agency)

Pakistan dan Afghanistan Sepakati Gencatan Senjata dalam Pertemuan di Qatar

Willy Haryono • 19 October 2025 13:48

Doha: Afghanistan dan Pakistan, yang terlibat pertempuran selama lebih dari sepekan dan menewaskan puluhan orang serta melukai ratusan lainnya, telah sepakat untuk kembali melakukan gencatan senjata, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar pada Minggu, 19 Oktober 2025.

Sebelumnya pada pekan ini, Pakistan dan Afghanistan di bawah kelompok Taliban telah menyepakati gencatan senjata 48 jam. Kedua pihak kemudian sepakat membicarakan gencatan senjata lebih lanjut di Doha, Qatar.

Dalam pernyataan itu disebutkan, mengutip dari laman The Korea Times, kedua pihak sepakat membentuk mekanisme untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas jangka panjang, serta mengadakan pembicaraan lanjutan dalam beberapa hari ke depan guna memastikan keberlanjutan gencatan senjata. Qatar dan Turki bertindak sebagai mediator dalam negosiasi tersebut.

Kekerasan antara kedua negara meningkat sejak awal bulan ini, dengan masing-masing pihak saling menuduh melakukan agresi terlebih dahulu. Afghanistan membantah tuduhan bahwa pihaknya menampung militan yang melakukan serangan di wilayah perbatasan.

Eskalasi di Perbatasan dan Krisis Keamanan

Pakistan menghadapi gelombang baru militansi sejak 2021, ketika Taliban merebut kekuasaan kembali di Afghanistan. Pertempuran baru-baru ini dikhawatirkan memperburuk ketegangan di kawasan yang menjadi tempat kelompok seperti ISIS dan al-Qaida berusaha bangkit kembali.

Analis Asia Selatan Michael Kugelman mengatakan gencatan senjata tersebut memberi kedua pihak “waktu bernapas lebih panjang” untuk memikirkan langkah berikutnya.

Namun, ia memperingatkan bahwa akar permasalahan masih belum terselesaikan.
“Taliban belum menanggapi kekhawatiran Pakistan tentang teror lintas batas,” katanya. “Mereka bahkan menyangkal terlibat dalam masalah itu.”

Gencatan senjata sementara selama 48 jam berakhir pada Jumat malam. Beberapa jam kemudian, Pakistan melancarkan serangan udara ke wilayah Afghanistan.

Pejabat keamanan Pakistan yang dikutip Associated Press mengonfirmasi adanya serangan di dua distrik di Provinsi Paktika, Afghanistan timur. Targetnya adalah tempat persembunyian kelompok militan Hafiz Gul Bahadur, kata pejabat yang berbicara tanpa disebut nama karena tidak berwenang memberi keterangan kepada media.

Salah satu sumber mengatakan operasi itu merupakan balasan langsung atas serangan bom bunuh diri di kompleks pasukan keamanan di Mir Ali, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, sehari sebelumnya.

Angkatan Udara Pakistan mengklaim serangan itu menewaskan puluhan militan bersenjata tanpa korban sipil. Namun, pejabat Afghanistan menyebut serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan sejumlah pemain kriket lokal yang tengah bertanding di dekat lokasi.

Serangan itu memicu Dewan Kriket Afghanistan memboikot seri pertandingan mendatang di Pakistan. Dewan kriket dunia, International Cricket Council (ICC), menyatakan “berduka dan terkejut atas kematian tragis tiga pemain muda dan berbakat asal Afghanistan.”

Ribuan warga menghadiri salat jenazah di Paktika pada Sabtu, duduk di ruang terbuka sambil mendengarkan khotbah dan seruan kecaman lewat pengeras suara.

Juru bicara utama pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, sebelumnya mengecam “kejahatan berulang pasukan Pakistan dan pelanggaran terhadap kedaulatan Afghanistan.”

Ia menyebut tindakan tersebut provokatif dan “upaya sengaja” untuk memperpanjang konflik.

Afghanistan dan Pakistan berbagi perbatasan sepanjang 2.611 kilometer yang dikenal sebagai Garis Durand, namun Afghanistan tidak pernah mengakuinya secara resmi.

Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Asim Munir, menyerukan agar Afghanistan memilih “keamanan bersama daripada kekerasan tanpa akhir, dan kemajuan daripada ekstremisme kaku.”

“Taliban harus menertibkan kelompok-kelompok proksi yang bersembunyi di Afghanistan,” ujarnya dalam pidato di Akademi Militer Pakistan di Kakul, Khyber Pakhtunkhwa, bertepatan dengan tibanya delegasi tingkat tinggi dari kedua negara di Doha untuk melanjutkan pembicaraan.

Baca juga:  Pakistan dan Afghanistan Sepakat Dialog Damai usai Pelanggaran Gencatan Senjata

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)