Para kardinal berkumpul di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 12 Maret 2013. (Michael Kappeler/EPA)
Willy Haryono • 28 April 2025 10:02
Vatikan: Seluruh perhatian dunia kini tertuju pada konklaf Vatikan yang akan digelar dalam beberapa hari mendatang, menyusul pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu kemarin.
Sekitar 400.000 orang hadir dalam upacara pemakaman yang digelar di Lapangan Santo Petrus, menunjukkan besarnya dukungan terhadap paus asal Argentina yang dikenal sebagai pembaharu gereja dan pejuang kaum marginal.
Paus Fransiskus dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, menjadikannya paus pertama dalam lebih dari satu abad yang tidak dimakamkan di Vatikan.
Dalam homilinya, Kardinal Giovanni Battista Re menekankan warisan Fransiskus sebagai pembela migran dan juru damai. "Dia mengubah Gereja menjadi lebih manusiawi," ujar Romina Cacciatore, dikutip dari Digital Journal, Sabtu, 26 April 2025, salah seorang pelayat asal Argentina.
Proses pemilihan Paus baru
Para kardinal akan mengadakan pertemuan umum kelima pada Senin ini untuk menentukan tanggal konklaf. Kardinal Luksemburg Jean-Claude Hollerich memperkirakan pemilihan akan digelar pada 5 atau 6 Mei, tak lama setelah masa sembilan hari berkabung berakhir.
Proses pemilihan akan berlangsung di Kapel Sistina dalam sistem pemungutan suara tertutup hingga salah satu kandidat meraih dua pertiga suara.
Dari 252 kardinal, hanya 135 yang berusia di bawah 80 tahun dan berhak memilih. Mayoritas diangkat oleh Paus Fransiskus sendiri, namun para ahli memperingatkan bahwa hal ini tidak menjamin terpilihnya paus dengan visi serupa.
"Ini bukan masalah konservatif atau progresif, tapi tentang visi universal," tegas Kardinal Jerman Reinhard Marx.
Harapan dan tantangan penerus
Warisan Paus Fransiskus meninggalkan harapan sekaligus kekhawatiran di kalangan umat Katolik. Evelyn Villalta dari Guatemala berharap paus baru akan meneruskan reformasi Fransiskus. Namun kelompok konservatif justru menginginkan penguatan kembali doktrin tradisional.
Kardinal Pietro Parolin, mantan menteri luar negeri Vatikan, menjadi salah satu kandidat kuat. Proses pemilihan ini diakui sebagai tanggung jawab besar.
"Kami merasa sangat kecil dalam menghadapi tugas memilih pemimpin 1,4 miliar umat Katolik," ujar Hollerich. Dunia kini menanti apakah gereja akan melanjutkan jalan reformasi atau mengambil arah baru. (Muhammad Adyatma Damardjati)
Baca juga: Nama-nama Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus Terus Bermunculan