Presiden Baru Korea Selatan Lee Jae-myung Janjikan Kebangkitan Ekonomi

Lee Jae-Myung resmi menjadi presiden baru Korea Selatan pada Rabu, 4 Juni 2025. (EPA-EFE)

Presiden Baru Korea Selatan Lee Jae-myung Janjikan Kebangkitan Ekonomi

Willy Haryono • 4 June 2025 16:20

Seoul: Presiden baru Korea Selatan yang beraliran liberal, Lee Jae-myung, telah memulai masa jabatannya pada Rabu, 4 Juni 2025. Ia berjanji untuk mengatasi kekacauan krisis darurat militer dan membangkitkan kembali ekonomi yang terpuruk akibat melambatnya pertumbuhan serta ancaman proteksionisme global.

Kemenangan telak Lee dalam pemilihan umum presiden pada Selasa kemarin menandai titik balik besar bagi perekonomian Korea Selatan, menyusul reaksi keras publik terhadap kebijakan darurat militer yang menggulingkan eks presiden Yoon Suk-yeol.

Lee Jae-myung menghadapi tantangan yang mungkin paling berat bagi seorang pemimpin Korsel dalam hampir tiga dekade, mulai dari menyembuhkan negara yang terluka oleh upaya darurat militer, hingga mengatasi langkah proteksionis oleh Amerika Serikat (AS), mitra dagang utama dan sekutu keamanan.

Lee meraih 49,42 persen dari hampir 35 juta suara yang diberikan, sementara saingannya dari partai konservatif, Kim Moon-soo, memperoleh 41,15 persen.

Mantan pengacara hak asasi manusia berusia 61 tahun itu menyebut pemilu kemarin sebagai "hari penghakiman" terhadap darurat militer Yoon dan kegagalan Partai Kekuatan Rakyat.

"Misi pertama adalah secara tegas mengatasi pemberontakan dan memastikan tidak akan pernah ada kudeta militer lain dengan senjata yang diarahkan terhadap rakyat," kata Lee dalam pidato kemenangannya.

"Kita dapat mengatasi kesulitan dengan kekuatan gabungan rakyat yang hebat," tambahnya, Times Live.

Lee secara resmi dikonfirmasi terpilih menjadi presiden oleh komisi pemilihan nasional Korea Selatan pada hari Rabu dan segera mengambil alih kekuasaan kepresidenan. Ia berencana membahas tantangan ekonomi yang dihadapi negaranya di hari pertama menjabat, berfokus pada masalah biaya hidup yang memengaruhi keluarga berpenghasilan menengah hingga rendah.

Ia juga akan menghadapi tenggat waktu yang ditetapkan AS untuk merundingkan persoalan bea masuk. Pemerintah Korea Selatan di bawah presiden sementara hanya membuat sedikit kemajuan dalam upaya meredakan tarif tinggi yang diumumkan AS.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, memberi selamat kepada Lee atas kemenangannya dan mengatakan bahwa kedua negara "memiliki komitmen kuat terhadap aliansi yang didasarkan pada perjanjian pertahanan bersama, nilai-nilai bersama, dan hubungan ekonomi yang mendalam". 

Gedung Putih menyebutkan bahwa pemilihan Lee ini "bebas dan adil,” tetapi AS tetap khawatir dan menentang pengaruh Tiongkok dalam demokrasi di seluruh dunia. Lee sendiri telah menyatakan rencana yang bersifat damai untuk hubungannya dengan Tiongkok dan Korea Utara.

Ia juga berjanji untuk melanjutkan keterlibatan dengan Jepang dan menyatakan bahwa aliansi dengan AS adalah tulang punggung diplomasi global Korsel. (Nada Nisrina)

Baca juga:  Lee Jae-myung Resmi Dilantik sebagai Presiden Baru Korea Selatan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)