Presiden Prabowo Subianto. Dok. IG Sekretariat Kabinet
M Rodhi Aulia • 6 April 2025 23:20
Jakarta: Langkah Presiden Prabowo Subianto melakukan komunikasi dengan sejumlah kepala negara dunia dinilai sebagai manuver diplomatik yang strategis dan visioner. Respons ini muncul menyusul kebijakan tarif tinggi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memicu kekhawatiran perang dagang global.
Direktur Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai Prabowo menunjukkan kepemimpinan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tekanan global. Menurutnya, pendekatan diplomatik yang ditempuh Prabowo menjadi sinyal bahwa Indonesia tidak akan pasif menghadapi proteksionisme negara besar.
“Patut kita apresiasi dan dukung. Negara-negara ini juga bisa diusahakan menjadi alternatif pasar ekspor yang lebih stabil dan tidak bergantung pada kebijakan proteksionis negara lain. Contohnya, Indonesia dapat meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah,” kata Iwan dalam keterangan tertulis, Minggu, 6 April 2025.
Baca juga: Dari Pertahanan hingga Energi, Indonesia-Prancis Rancang Proyek Ambisius Bersama
Iwan menegaskan, langkah diplomasi ini tidak muncul secara tiba-tiba. Ia menilai Prabowo telah mengantisipasi arah situasi global sejak awal, termasuk melalui fondasi kebijakan ekonomi yang dicanangkan selama masa kampanye dan awal pemerintahan.
“Buktinya, Prabowo sudah menyiapkan strategi ekonomi dan diplomasi yang memperkuat kedaulatan ekonomi dalam negeri, seperti dengan hilirisasi, memperkuat kemitraan dengan negara lain, mencetuskan Danantara agar investasi manufaktur tidak tergantung asing. Dengan fakta ini, artinya Prabowo sudah berpikir jauh ke depan,” jelasnya.
Sebagai pengamat politik, Iwan juga menilai krisis global seperti perang dagang menjadi ajang uji kepemimpinan nasional. Ia menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan luar negeri dan arah pembangunan ekonomi.
“Pemerintah harus menghadapinya dengan gagah berani demi melindungi kepentingan nasional, baik itu dengan strategi ekonomi yang matang maupun menggalang kekuatan dengan banyak negara melalui diplomasi,” tambah Iwan.