Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengecek kondisi ayam potong dalam kegiatan Gerakan Pasar Murah di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Jalan Arjuna, Jumat, 23 Mei 2025.
Roni Kurniawan • 23 May 2025 10:58
Bandung: Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bakal memasihkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh wilayah Kota Bandung sebagai upaya untuk menekan infkasi. GPM menghadirkan berbagai bahan pangan langsung dari para petani atau peternak kepada warga sebagai konsumen.
Menurut Farhan, GPM yang terus dimasifkan di Kota Bandung sesuai dengan arahan dari pemerintah agar warga mendapatkan harga pangan dengan murah tanpa adanya perantara. Hal itu, diakui Farhan bakal berdampak terhadap harga pangan di Kota Bandung yang kerap melambun,g terutama menjelang hari raya.
"Gerakan pangan ini bagian dari usaha pemerintah pusat sebetulnya untuk memberikan subsidi kepada para petani, peternak untuk bisa langsung akses kepada para pembeli tanpa melalui banyak perantara. Itu kira-kira. Ini untuk pengendalian juga inflasi di kota Bandung dan hasilnya bisa dirasakan," ujar Farhan usai tinjau GPM di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Jalan Arjuna, Jumat, 23 Mei 2025.
Farhan menuturkan, GPM menjual berbagai pangan dengan harga murah di antaranya telur Rp25 ribu per kilogram, ayam potong Rp35 ribu per kilogram, dan cabai rawit Rp30 ribu per kilogram. Dengan harga tersebut, diharapkan bisa dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Jadi GPM ini disuruhnya untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan. Jadi akses mudah, kemudian harga pangan juga lebih terjangkau. Bahkan lebih murah dari harga pasaran karena tadi mendapatkan subsidi dari pemerintah. Dan ini juga memotong jalur distribusi. Jadi langsung dari penyedia, supplier langsung ke konsumen. Selain itu juga kualitas tentunya akan lebih terjamin," beber dia.
Farhan menegaskan GPM bakal rutin dilakukan di Kota Bandung untuk memudahkan warga mendapatkan pangan dengan harga murah. Karena selama ini kenaikan harga pangan dipicu adanya jalur distribusi yang panjang melewati beberapa pihak, sehingga harga jual sangat tinggi dari harga dasar para petani atau peternak.
"Karena memang kita kan sedang upaya untuk mengendalikan inflasi. Salah satunya adalah memastikan jalur suplai. Nah ini bagian dari kita upaya untuk memastikan jalur suplai sehingga para peternak, para petani itu isi lagi langsung ke Kota Bandung," ungkapnya.