Dapur umum menjadi tumpuan warga Demak korban banjir. Metrotvnews.com/ Rhobi Shani.
Banjir Belum Surut, Dapur Umum Jadi Tumpuan Pengungsi Demak
Rhobi Shani • 11 February 2025 17:38
Demak: Banjir yang semakin meluas di Kabupaten Demak membuat jumlah pengungsi terus bertambah. Hingga saat ini, tercatat 168 kepala keluarga (KK) dengan total 532 jiwa mengungsi di berbagai lokasi, termasuk di Desa Prampelan, Sayung, dan Karangtengah.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos Demak, Agus Maulana, menyebut dapur umum sudah beroperasi selama beberapa hari dengan sistem tiga shift, yaitu pagi, siang, dan malam.
"Saat ini kami sedang menyiapkan makanan untuk makan malam. Setiap harinya, jumlah makanan yang dibuat bervariasi. Misalnya, pada makan siang tadi, kami menyiapkan 1.400 bungkus untuk Desa Sayung dan 1.250 bungkus untuk satu titik pengungsian lainnya," kata Agus, Selasa, 11 Februari 2025.
| Baca: Nenek Sebatang Kara Terdampak Banjir Kudus Belum Dapat Bantuan dari Pemerintah
|
Agus mengungkapkan selain kebutuhan makanan, para pengungsi juga membutuhkan bantuan lain yang mendesak.
“Para pengungsi juga membutuhkan obat-obatan, terutama salep untuk gatal-gatal karena genangan air ini masih lama surutnya. Selimut juga dibutuhkan karena udara malam disini dingin,” ungkapnya.
Seperti diektahui jumlah warga terdampak banjir mencapai lebih kurang 16.340 KK atau 55.338 jiwa, dengan ribuan rumah, sekolah, tempat ibadah, hingga fasilitas kesehatan yang terendam. Di tengah kondisi ini, dapur umum menjadi tumpuan utama bagi para pengungsi untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Demak, Haris Wahyudi, menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Demak supaya banjir cepat surut. Di antaranya yaitu mengoperasikan 12 mesin pompa air untuk mengurangi genangan.
"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan dinas terkait untuk mempercepat penanganan banjir. Saat ini, kami sudah mengoperasikan pompa di beberapa titik, termasuk di Desa Kalisari, Sayung, Loireng, dan Prampelan," ungkap Haris.
Mesin pompa air itu dioperasikan di rumah pompa Desa Kalisari, Dukuh Pendilan, Dukuh Lengkong Sayung dan balai Desa Sayung. Kemudian mesin pompa air juga dioperasikan di Dukuh Sayung Kidul, Desa Loireng, Dukuh Babadan, dan Desa Tambakroto.
"Di Desa Prampelan mesin pompa air dioperasikan di tiga titik," kata Haris.
Banjir yang terjadi di Demak dipicu oleh curah hujan tinggi serta buruknya sistem drainase, yang menyebabkan air menggenangi 21 desa di tiga kecamatan, yakni Bonang, Sayung, dan Karangtengah.
"Alhamdulillah, saat ini, di beberapa wilayah sudah mengalami penurunan debit air sekitar 5-15 cm, namun banjir masih menghambat aktivitas warga," ujar Haris.