IHSG menjelang penutupan perdagangan bursa 2025. Foto: Metrotvnews.com/Surya Mahmuda
Resmi Ditutup, Pasar Modal Indonesia Cetak Performa Positif Sepanjang 2025
Eko Nordiansyah • 31 December 2025 09:00
Jakarta: Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengakhiri kalender perdagangan 2025 dengan catatan performa gemilang. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif dan Bursa Karbon, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, secara resmi menutup perdagangan tahun ini di Main Hall BEI, Jakarta.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi mengatakan, hingga 29 Desember 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pertumbuhan sebesar 22,10 persen secara year to date, dengan posisi penutupan di level 8.644,26. Sepanjang 2025, IHSG tercatat beberapa kali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high.
Pencapaian ini diikuti oleh lonjakan nilai kapitalisasi pasar yang kini menembus angka Rp15.810 triliun, melampaui target yang ditetapkan dalam roadmap pasar modal maupun RPJM. Dengan angka tersebut, rasio kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kini mencapai 71,41 persen.
"Demikian pula kinerja dari pasar surat utang, menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan Indonesia Composite Bond Index ditutup pada posisi 440,19 persen atau naik sebesar 12,10 persen secara year to date," ungkap Inarno di Penutupan Perdagangan BEI, Selasa, 30 Desember 3025.
Baca Juga :
Sektor Perbankan Sumbang Dividen Paling Besar, Capai Rp80,34 Triliun!

(Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2025. Foto: Metrotvnews.com/Surya Mahmuda)
Tantangan pasar modal di 2025
Inarno mengungkapkan, perjalanan 2025 tidak bebas dari tantangan. Pada akhir kuartal I 2025, pasar sempat mengalami tekanan akibat sentimen negatif perdagangan global dan moderasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
"Meskipun sempat mengalami tekanan, ISHG mampu pulih dan kembali pada tren yang positif ditopang oleh respons kebijakan yang adaptif dari OJK dan Self-Regulatory Organization (SRO)," ungkapnya.
Inarno menambahkan, sektor penghimpunan dana turut mencatatkan angka positif sebesar Rp268,14 triliun dari 210 penawaran umum, termasuk 18 emiten saham baru dan dua emiten baru EBUS (Efek Bersifat Utang dan Sukuk). Angka ini melampaui target penghimpunan pada tahun 2025 sebesar Rp220 triliun.
"Dari sisi penghimpunan dana di pasar modal juga masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, mencapai Rp268,14 triliun dari Rp210 penawaran umum dengan 18 emiten baru saham dan dua emiten baru EBUS," ujar dia.
Selain itu, kabar baik turut datang dari sektor pengelolaan investasi, dimana dana kelolaan tumbuh tajam sebesar 24,16 persen year to date mencapai Rp1.039 triliun. Angka ini bahkan melampaui target roadmap yang awalnya ditetapkan untuk 2027. (Surya Mahmuda)