Biden Bahas Perang Global dalam Pidato Terakhirnya di PBB

Presiden AS Joe Biden saat berbicara di Sidang Majelis Umum PBB di New York, 24 September 2024. (EPA-EFE)

Biden Bahas Perang Global dalam Pidato Terakhirnya di PBB

Willy Haryono • 25 September 2024 06:37

New York: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dalam pidato terakhirnya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa kemarin bahwa AS tidak boleh berpaling dari isu global, karena Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon bergerak maju menuju perang habis-habisan, dan operasi militer Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza hampir mencapai satu tahun.

Biden menggunakan pidatonya untuk berbicara mengenai pentingnya mengakhiri konflik Timur Tengah dan perang saudara yang telah berlangsung selama 17 bulan di Sudan, dan untuk menyoroti dukungan AS serta sekutu Barat untuk Kyiv sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Melansir dari 9news, Rabu, 25 September 2024, Ia juga menyuarakan kekhawatiran atas kecerdasan buatan (AI) dan potensinya untuk digunakan sebagai tindakan represif.

Penampilannya di hadapan badan internasional tersebut menawarkan Biden salah satu kesempatan terakhir sebagai presiden untuk menyampaikan pendapatnya guna mempertahankan dukungan yang kuat bagi Ukraina, yang bisa jadi dicabut jika mantan Presiden Donald Trump mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilu AS di bulan November.

Biden menegaskan bahwa meski ada konflik global, ia tetap berharap yang terbaik untuk masa depan.

"Saya telah menyaksikan sejarah yang luar biasa," kata Biden. "Saya tahu banyak orang melihat dunia saat ini dan melihat kesulitan serta bereaksi dengan putus asa, tetapi saya tidak."

"Kita lebih kuat dari yang kita kira" ketika dunia bertindak bersama, tambahnya.

Biden menjabat sebagai presiden dengan janji memulihkan hubungan AS di seluruh dunia dan untuk mengeluarkan Washington dari "perang abadi" di Afghanistan dan Irak yang telah menghabiskan kebijakan luar negeri Amerika selama 20 tahun terakhir.

"Saya bertekad untuk mengakhirinya, dan saya melakukannya," kata Biden tentang penarikan pasukan dari Afghanistan, menyebutnya sebagai "keputusan yang sulit tetapi tepat."

Dia mengakui bahwa peristiwa itu "disertai tragedi" dengan tewasnya 13 tentara AS dan ratusan warga Afghanistan dalam sebuah bom bunuh diri selama penarikan pasukan yang kacau.

Biden menyampaikan nada melankolis, membumbui pidatonya dengan referensi tentang pertama kalinya ia menghadiri Majelis Umum PBB lebih dari 50 tahun lalu sembari mengutip puisi Irlandia.

"Beberapa hal lebih penting daripada mempertahankan kekuasaan," kata Biden. "Rakyat Andalah yang paling penting. Jangan pernah lupa, kita di sini untuk melayani rakyat. Bukan sebaliknya,” pungkas dia.

Baca juga:  Perang Rusia-Ukraina Belum Berakhir, Hikmahanto: RI Hanya Dukung Perdamaian

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)