Harga Emas Tertekan Pengangkatan Scott Bessent sebagai Menkeu AS

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Tertekan Pengangkatan Scott Bessent sebagai Menkeu AS

Husen Miftahudin • 26 November 2024 12:29

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) menunjukkan pemulihan sebagian dari penurunan sebelumnya pada perdagangan Senin (25/11), bergerak di kisaran USD2.680. Sentimen pasar mereda setelah berita pengangkatan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS menggantikan Janet Yellen.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengungkapkan indikator Moving Average saat ini menunjukkan pelemahan tren bullish emas. Proyeksi harga emas hari ini diperkirakan memiliki potensi turun lebih lanjut hingga ke level USD2.608.

"Namun, jika harga gagal melanjutkan penurunan dan berhasil rebound, target kenaikan terdekat berada di USD2.664," ungkap Andy dikutip dari analisis hariannya, Selasa, 26 November 2024.

Penurunan harga emas lebih dari USD30 pada Senin (25/11), dan sempat terjun menyentuh level USD2.611 pada Selasa (26/11), dipicu oleh respons pasar terhadap pemilihan Bessent.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)

Reaksi pasar terhadap kebijakan ekonomi moderat yang kemungkinan diterapkan Bessent mengurangi kekhawatiran inflasi dan ketidakpastian perdagangan yang sebelumnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman.

Selain itu, rumor tentang potensi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah turut membebani harga emas. Menurut laporan Reuters, kedua pihak menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan damai yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

"Terobosan dalam pembicaraan ini diperkirakan dapat meredakan ketegangan geopolitik dan mengurangi permintaan terhadap emas," jelas Andy.
 

Baca juga: Rincian Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini
 

Bessent bakal tekan inflasi


Bessent, pendiri Key Square Group dan manajer hedge fund ternama, dikenal sebagai tokoh yang cenderung berhati-hati dalam mengelola kebijakan fiskal. Pasar mengantisipasi pendekatannya yang moderat akan menyeimbangkan kebijakan proteksionisme Presiden Trump, seperti tarif tinggi dan pemotongan pajak.

"Langkah ini diyakini dapat menekan h dan mengurangi pengeluaran pemerintah, yang berkontribusi pada turunnya harga emas," papar Andy.

Dalam pandangan Andy, volatilitas harga emas hari ini juga dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap perkembangan kebijakan keuangan AS dan stabilitas geopolitik global. Jika isu gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah benar-benar terealisasi, potensi pelemahan harga emas lebih lanjut dapat terjadi, terutama karena menurunnya aliran safe haven.

"Kesimpulannya, harga emas saat ini berada dalam tekanan sentimen pasar yang didorong oleh kebijakan fiskal AS dan stabilitas geopolitik. Namun, perlu diingat rebound tetap menjadi kemungkinan jika ada sentimen positif yang mendorong permintaan emas," tutup dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)