Presiden Joko Widodo. Foto: Tangkapan layar YouTube
Annisa Ayu Artanti • 16 August 2024 14:53
Menurutnya, upaya mendorong Indonesia keluar dari jebakan itu dilakukan melalui pemanfaatan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
"Ke depan, peran APBN harus kita manfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan sehingga Indonesia bisa keluar dari
middle income trap," kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD, Jumat, 16 Agustus 2024.
Ia pun menjelaskan, asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan RAPBN 2025. Pertama, terkait inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5 persen. Kedua, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen.
"Karena kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bertumpu pada permintaan domestik. Daya beli masyarakat akan dijaga ketat, dengan pengendalian inflasi, penciptaan lapangan kerja, serta dukungan program bansos dan subsidi," jelas dia.
Pemerintah upayakan peningkatan produk bernilai tambah tinggi
Di samping itu, pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produk-produk yang bernilai tambah tinggi yang berorientasi ekspor, yang didukung oleh insentif fiskal yang kompetitif dengan tetap menjaga keberlanjutan fiskal.
"Bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan," tutur dia.
Lalu ketiga, nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di sekitar Rp16.100 per USD. Keempat, suku bunga SBN 10 tahun berada di 7,1 persen.
"Pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia," ucap dia.
Kelima terkait harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan berada pada USD82 per barel. Keenam, lanjut Jokowi, soal lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.