Ilustrasi DKI Jakarta. Foto: Medcom.id.
Media Indonesia • 21 August 2024 17:37
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan kualitas udara di wilayah Jabodetabek sepanjang 2024 masih berada pada kategori tidak sehat. Tapi, kondisinya semakin membaik jika dibandingkan dengan 2023.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro mengatakan kualitas udara di Jakarta berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada awal Agustus 2024 masuk dalam kategori sedang dengan nilai konsentrasi 61,77 persen. Sedangkan periode yang sama pada 2023, nilai konsentrasi polusi udara 67,33 persen.
“Wilayah Jabodetabek masih berwarna kuning alias tidak sehat, tapi polusi udara tahun 2024 masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2023. Data menunjukkan kualitas udara pada 1 Oktober 2023 adalah yang terburuk dengan PM 2,5 dan nilai konsentrasi 83,72. Tetapi jika kita lihat perbandingan dengan tahun lalu, tahun ini kondisinya jauh lebih baik," kata Sigit saat dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 21 Agustus 2024.
Sigit menuturkan kualitas udara di Indonesia berada antara rentang baik sampai tidak sehat. Kondisi sedang artinya tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan. Namun, berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.
“Jadi kualitas udara di Indonesia itu berada di antara baik sampai tidak sehat saja, tidak ada yang sangat tidak sehat dan sangat berbahaya. Sejauh ini untuk wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Tengah seperti biasa memiliki tingkat kualitas sangat baik,” ungkapnya.
Baca juga:
Kualitas Udara di Jakarta Tidak Sehat pada Pagi Ini |