Ilustrasi. Medcom.id
Media Indonesia • 27 November 2023 07:38
Semarang: Pemerintah Kota Semarang melakukan pencegahan terhadap serangan demam berdarah dengue (DBD) dengan penyebaran nyamuk ber-Wolbachia dan ditargetkan seluruh wilayah telah tersebar tahun 2024.
Pemantauan hari ini kasus DBD di Kota Semarang masih terhitung tinggi, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Semarang hingga November ini ada 389 kasus terjadi dan 16 orang di antaranya meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
Tingginya kasus DBD tersebut membuat Pemerintah Kota Semarang meminta warga untuk waspada, mengingat saat ini telah memasuki musim penghujan sehingga banyak genangan air dan mempercepat penyebaran nyamuk tersebut.
"Kita minta kewaspadaan warga akan serangan DBD karena telah memasuki musim penghujan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Semarang, Nur Dian Rakhmawati, Senin, 27 November 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, secara terpisah mengatakan mengantisipasi serangan DBD di Kota Semarang, penyebaran nyamuk ber-Wolbachia terus diintensifkan dan ditargetkan seluruh wilayah di daerah ini selesai pada tahun 2024, meskipun dampaknya tidak dapat dirasakan secara langsung.
Penyebaran nyamuk wolbachia di Kota Semarang, demikian Abdul Hakam, sejak September lalu telah dilakukan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Tembalang (12 kelurahan), Banyumanik (11 kelurahan) dan Gunungpati (16 kelurahan).
"Penurunan DBD tidak bisa langsung dirasakan, setidaknya perlu waktu satu tahun," ungkapnya.
Namun data kasus DBD di Kecamatan Tembalang periode Januari- September, kasus DBD cenderung mengalami penurunan dari sebelumnya 98 kasus di periode yang sama tahun 2022 lalu menjadi 51 kasus pada tahun 2023 ini, demikian juga di Banyumanik dari sebelumnya 83 kasus turun menjadi 39 kasus.
Ditanya tentang Wolbachi, menurut Abdul Hakam, merupakan jenis bakteri untuk menekan replikasi virus dengue, zika, dan chikungnya dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, bakteri ini dapat diturunkan ke generasi berikutnya melalui jalur betina serta hanya hidup di tubuh serangga.
"Virus dengue disuntikkan ke dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia, maka virus dengue tidak dapat berkembang di dalam tubuh nyamuk yang mengandung Wolbachia, sehingga virus tidak dapat ditularkan ke manusia," ujarnya.
Meskipun penyebaran nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia, namun diminta warga tetap waspada untuk tetap melaksanakan pemeriksaan jentik nyamuk (PJN) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di rumah secara rutin dua kali dalam seminggu.