Yahya Sinwar dipilih sebagai pemimpin politik baru Hamas. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 7 August 2024 05:29
Gaza: Kelompok pejuang Hamas pada Selasa 6 Agustus 2024 mengatakan bahwa mereka telah memilih Yahya Sinwar, sebagai pemimpin baru biro politik kelompok tersebut. Pemilihan Sinwar dilakukan setelah pembunuhan Ismail Haniyeh bulan lalu di Teheran, Iran.
Juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa Sinwar dipilih dengan suara bulat sebagai pemimpin baru, yang mencerminkan pemahaman gerakan tersebut tentang kebutuhan kelompok tersebut saat ini. Ia menambahkan bahwa Sinwar selalu terlibat dalam negosiasi untuk gencatan senjata dengan Israel.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pemilihan Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga Allah merahmatinya," kata Hamas dalam sebuah pernyataan singkat, seperti dikutip Middle East Eye, Rabu, 7 Agustus 2024.
Sinwar, yang dekat dengan pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin dan dikenal sebagai pendiri badan keamanan internal Hamas, sebelumnya dijatuhi hukuman empat kali penjara seumur hidup oleh Israel pada akhir 1980-an.
Sinwar menjalani hukuman 23 tahun penjara karena memimpin aparat keamanan internal pertama kelompok itu, Majd, yang menargetkan dan membunuh warga Palestina yang diduga bekerja sama dengan Israel.
Pada tahun 2011, ia dibebaskan bersama 1.047 tahanan Palestina dengan imbalan tentara Israel Gilad Shalit, yang diculik oleh pejuang Palestina dalam serangan lintas batas pada tahun 2006.
Sinwar, mantan komandan sayap militer Hamas, kembali ke jabatannya sebagai pemimpin terkemuka di Hamas dan terpilih sebagai kepala kantor politik Hamas di Gaza pada tahun 2017, menggantikan Haniyeh yang menjabat pada saat itu.
Pada tahun 2021, ia terpilih kembali untuk masa jabatan empat tahun lagi sebagai kepala Hamas di Gaza.
Keputusan itu diambil setelah Haniyeh tewas di Teheran pada 31 Juli. Haniyeh telah melakukan perjalanan ke Iran untuk menghadiri upacara pelantikan Masoud Pezeshkian, presiden baru Iran, dan tinggal di sebuah tempat tinggal untuk veteran perang di mana ia dilaporkan terkena "proyektil".
Pemimpin Hamas lainnya yang dianggap sebagai calon pengganti Haniyeh adalah Khaled Meshaal, Khalil al-Hayya, Mousa Abu Marzouk, Mohammed Deif, dan Marwan Issa.
Tidak seperti Haniyeh, yang menghabiskan waktu perang Israel di Gaza di luar daerah kantong yang dikepung itu, Sinwar telah berada di dalam Gaza di mana ia terus-menerus menjadi sasaran militer Israel.