Pengungsi dari Nagorno-Karabakh tiba di Goris, Armenia, 30 September 2023. (AP Photo/Vasily Krestyaninov)
Willy Haryono • 30 September 2023 23:05
Stepanakert: Etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh beramai-ramai meninggalkan area tersebut sejak Azerbaijan melakukan "operasi anti-teroris" pekan lalu. Hingga Sabtu ini, 30 September 2023, jumlahnya sudah mencapai lebih dari 100.000 orang, kata Pemerintah Armenia.
Artinya, hampir seluruh penduduk di daerah kantong etnis Armenia di Nagorno-Karabakh telah pergi sejak Azerbaijan merebut wilayah sengketa tersebut sepenuhnya pekan lalu.
Azerbaijan mengatakan pihaknya ingin mengintegrasikan kembali wilayah tersebut dan memperlakukan penduduknya secara setara, namun juru bicara Armenia mengatakan hal tersebut hanyalah sebuah "kebohongan."
Nagorno-Karabakh, yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, telah dipimpin oleh etnis Armenia selama tiga dekade. Wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan didukung oleh Armenia, tetapi juga oleh sekutunya, Rusia.
Setidaknya 200 warga etnis Armenia dan puluhan tentara Azerbaijan tewas saat tentara Azerbaijan menyerbu masuk. Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, kelompok separatis etnis Armenia setuju untuk meletakkan senjata.
Pemimpin Republik Nagorno-Karabakh yang mendeklarasikan diri mereka sendiri mengatakan negara itu akan lenyap pada tahun baru.
Melansir dari laman BBC, Sabtu, 30 September 2023, Nazeli Baghdasaryan, juru bicara perdana menteri Armenia, mengatakan jumlah pengungsi yang memasuki negara itu sejak sepekan terakhir mencapai 100.417 jiwa, dari perkiraan populasi Nagorno-Karabakh di angka 120.000.