Percepat Pembangunan Huntara, BNPB: Terapkan Kerja Sampai 18 Jam per Hari

Prajurit TNI bersama BNPB membangun huntara di Pidie Jaya, Aceh. Foto: Antara.

Percepat Pembangunan Huntara, BNPB: Terapkan Kerja Sampai 18 Jam per Hari

Anggi Tondi Martaon • 25 December 2025 20:52

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat pembangunan rumah hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak bencana alam di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar). Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerapkan pola kerja hingga 18 jam per hari.

"Percepatan ini dilakukan agar warga segera menempati hunian layak selama proses pemulihan berlangsung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dikutip dari Antara, Kamis, 25 Desember 2025.

Abdul menjelaskan pembangunan rumah huntara melibatkan Satgas TNI-Polri, BNPB, serta pemerintah daerah (pemda). Hal itu dengan pembagian tugas yang terkoordinasi.

BNPB mengkonfirmasi pembangunan rumah huntara telah berjalan di beberapa wilayah. Di Sumut, pembangunan dilakukan di Tapanuli Utara yang telah menyelesaikan satu unit huntara dengan konsep satu rumah satu keluarga.

Sementara di Sumbar, tercatat sebagai provinsi dengan progres pembangunan rumah huntara paling cepat dibanding dua provinsi lainnya.

Sedangkan di Aceh, pembangunan huntara dilakukan enam dari 18 kabupaten kota terdampak bencana. Yakni, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Tengah, Gayo Luwes, Benar Meriah, dan Bireun.

Ilustrasi pembangunan huntara. Foto: BPBD Cilacap.

Sedangkan Kabupaten Aceh Timur dan Nagan Raya juga menyatakan akan membangun rumah huntara. Tahap pembangunan masih dalam proses identifikasi lahan.

"Dari situ sebagian menggunakan lahan pemerintah daerah dan sebagian lainnya lahan masyarakat yang dibeli untuk menjamin kejelasan status hukum," ungkap Abdul.

Abdul berharap tim petugas gabungan di lapangan tidak menemukan hambatan, terkhusus dari faktor cuaca, sehingga upaya percepatan pembangunan rumah huntara bisa selesai sesuai target minimal awal tahun 2026 sehingga kehidupan masyarakat bisa terdampak kembali stabil.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggi Tondi)