Menkop Teten: Tantangan UMKM Sekarang Bukan Digitalisasi, Tapi Daya Saing

Menkop UKM Teten Masduki. Foto: Dok. Kemenkop UKM.

Menkop Teten: Tantangan UMKM Sekarang Bukan Digitalisasi, Tapi Daya Saing

Naufal Zuhdi • 25 July 2024 12:29

Jakarta: Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan target digitalisasi UMKM tidak akan tercapai pada tahun ini. Pasalnya, tantangan terbesar yang dihadapi oleh sektor UMKM saat ini bukanlah digitalisasi melainkan daya saing di pasar domestik.
 
"Isu sekarang yang kami evaluasi bukan soal berapa banyak UMKM masuk di online-nya, tapi berapa kompetitifnya (UMKM) di sana. Kalau misalnya arus produk asing masih leluasa seperti sekarang, UMKM kita pasti kalah bersaing," ujar Teten saat ditemui di Jakarta, dikutip Kamis, 25 Juli 2024.
 
Teten pun menyebut para pelaku UMKM telah memahami konsumen nasional lebih memilih bertransaksi secara daring. "Problemnya bukan animo UMKM kita enggak mau masuk ke online. Karena mereka paham behaviour konsumen kita sekarang online," tutur dia.
 
"Tapi kebanyakan dari UMKM kita terutama yang di kuliner, termasuk yang di fesyen juga, kapasitas produksinya enggak bisa untuk pasar nasional. Sehingga banyak yang tidak bisa bertahan lama di e-commerce," tambah Teten menjelaskan.
 

Baca juga: Pemanfaatan E-commerce Dorong Pertumbuhan UMKM
 

Andalkan bahan baku impor

 
Teten mengungkapkan masih banyaknya produk dalam negeri khususnya di sektor UMKM yang masih mengandalkan bahan baku dari impor juga menjadi penyebab UMKM di Indonesia masih kalah saing dengan produk impor yang harganya jauh lebih murah.
 
"Produk kita pasti lebih mahal daripada produk mereka, karena bahan bakunya kita impor. 90 persen kan akhirnya kita hanya jadi pedagang produk luar," imbuh dia.
 
Oleh karenanya, Teten menegaskan perlindungan transaksi perdagangan secara daring perlu terus diperhatikan. "Jadi problemnya bukan soal UMKM-nya enggak siap, tapi kita kalah bersaing," kata Teten.
 
"Karena itu, penting proteksi terhadap pengaturan perdagangan di online, kita sudah batasin kan, enggak boleh lagi yang crossborder di bawah 100 itu lumayan. Karena jadi enggak jalan produk itu," tukas Teten.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)