Grab. Foto: Unsplash.
Jakarta: Grab Holdings memperkiraan penjualan tahunan perusahaan ride-sharing dan pesan-antar makanan ini akan tertekan pada tahun ini.
Menurut data LSEG, perusahaan memperkirakan pendapatan fiskal 2024 antara USD2,70 miliar hingga USD2,75 miliar, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata analis sebesar USD2,80 miliar.
Pertumbuhan
ride-share perusahaan yang berbasis di Singapura ini mencapai tingkat sebelum pandemi pada 2023. Layanan pesan-antar makanannya bangkit kembali dari perlambatan menyusul lonjakan permintaan selama
lockdown.
"Akan ada percepatan pendapatan di tahun-tahun setelah 2024 karena investasi pada produk baru kami membuahkan hasil," kata Kepala Keuangan Grab Holdings Peter Oey, dilansir
Channel News Asia, Jumat, 23 Februari 2024.
Dia mengatakan Grab sedang membangun penawaran premium dalam layanan mobilitas dan pengirimannya dapat menghasilkan transaksi bernilai tinggi.
Grab juga memproyeksikan laba inti yang disesuaikan setahun penuh sebesar USD180 juta hingga USD200 juta, atau masih di atas dibandingkan dengan perkiraan sebesar USD135,2 juta.
Laba bersih Grab
Pendapatan kuartal keempat perusahaan sebesar USD653 juta mengalahkan perkiraan USD629 juta. Pendapatan meningkat sebesar 26 persen pada bisnis mobilitas karena permintaan perjalanan pada kuartal liburan, sementara pendapatan pada unit pengiriman meningkat sebesar 20 persen.
Grab membukukan laba bersih sebesar USD11 juta pada kuartal keempat yang dibantu oleh pengurangan tenaga kerja dan pemotongan sejumlah insentif dan biaya teknologi selama dua tahun terakhir.