Shigeru Ishiba Pertahankan Jabatan sebagai PM Jepang

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pertahankan jabatan. Foto: Jiji

Shigeru Ishiba Pertahankan Jabatan sebagai PM Jepang

Fajar Nugraha • 13 November 2024 05:24

Tokyo: Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, berhasil mempertahankan jabatannya setelah parlemen memilihnya untuk tetap memimpin. Hasil ini didapatkan meski koalisinya kehilangan mayoritas di majelis rendah. 

Ishiba, yang baru diangkat pada 1 Oktober, kini harus memimpin pemerintahan minoritas yang rapuh. Tantangan besar menantinya, terutama dengan kembalinya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang proteksionis, meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok dan Korea Utara, serta tekanan dalam negeri untuk menekan biaya hidup.

Melansir dari Channel News Asia, Selasa 12 November 2024, parlemen Jepang pada Senin 11 November 2024 memilih untuk mendukung Ishiba, meskipun hasil pemilihan sebelumnya menunjukkan koalisinya, yang terdiri dari Partai Demokrat Liberal (LDP) dan Komeito, kehilangan mayoritas yang telah mereka pegang sejak 2012. 

Keputusan tersebut diambil setelah pemungutan suara putaran kedua, yang menjadi yang pertama dalam 30 tahun terakhir, karena pada putaran pertama tidak ada kandidat yang memperoleh dukungan mayoritas.

Ishiba memperoleh 221 suara, jauh mengungguli pesaing terdekatnya, mantan Perdana Menteri Yoshihiko Noda dari Partai Demokrat Konstitusional, namun ia masih kurang dari mayoritas di parlemen yang beranggotakan 465 kursi. Situasi ini memaksanya untuk bekerja sama dengan partai oposisi kecil guna meloloskan agenda kebijakannya.

Dalam waktu dekat, tantangan utama Ishiba adalah menyusun anggaran tambahan untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret. Tekanan datang dari rakyat dan partai oposisi untuk meningkatkan anggaran kesejahteraan dan mengambil langkah-langkah guna menanggulangi kenaikan harga barang.

Dia membutuhkan dukungan dari setidaknya satu partai oposisi, dengan Partai Demokratik Rakyat (DPP) yang dipimpin Yuichiro Tamaki kemungkinan menjadi pilihan. 

Meski begitu, Tamaki dan anggota partainya tidak memberikan suara untuk mendukung Ishiba dalam pemungutan suara sebelumnya. Posisi Tamaki juga sedang terancam setelah mengakui adanya perselingkuhan yang terungkap di majalah tabloid.

Dengan konfirmasinya sebagai perdana menteri, Ishiba segera menunjuk tiga menteri baru untuk posisi transportasi, kehakiman, dan pertanian, menggantikan anggota LDP yang kehilangan kursi pada pemilihan sebelumnya.

Dalam waktu dekat, Ishiba harus menghadiri berbagai pertemuan internasional, termasuk pertemuan puncak G20 di Brasil pada 18-19 November 2024. 

Ia juga berupaya mengatur pertemuan dengan Trump dalam perjalanan menuju atau dari acara tersebut. Pada Kamis, Ishiba berbicara singkat dengan Trump dalam percakapan yang "ramah" untuk memberi ucapan selamat atas kemenangannya.

Sebagian pejabat Jepang khawatir Trump akan kembali memberlakukan kebijakan proteksionis terhadap Jepang dan menuntut peningkatan biaya untuk keberadaan pasukan AS di Jepang. 

Persoalan ini sempat teratasi selama masa jabatan pertama Trump (2017-2021) berkat hubungan eratnya dengan mantan PM Shinzo Abe, hubungan yang kini ingin dibangun kembali oleh Ishiba. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)