Jelang 17 Agustus, Penjualan Pohon Pinang di Tangsel Masih Lesu

Dede, pedagang pohon pinang di Jalan Raya Maruga, Serua, Kecamatan Ciputat, Tangsel.

Jelang 17 Agustus, Penjualan Pohon Pinang di Tangsel Masih Lesu

Hendrik Simorangkir • 12 August 2024 15:30

Tangerang: Menjelang HUT ke-79 Republik Indonesia, pedagang pohon pinang di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) masih sepi pembeli. Diduga, pohon tersebut sudah jarang dipergunakan untuk perlombaan saat ini. 

"Biasanya mulai 10 Agustus pembeli sudah ramai, tapi sekarang masih adem-adem saja pembelinya. Saat ini baru satu dan dua pohon terjual," ujar Dede pedagang pohon pinang di Jalan Raya Maruga, Serua, Kecamatan Ciputat, Tangsel, Senin, 12 Agustus 2024.

"Mungkin mulai berkurang (pembeli), karena di wilayah sini sudah jarang tanah lapang buat lomba panjat pinang ini," sambungnya.

Dede menuturkan, pelanggannya sendiri bukan dari wilayah Tangsel saja, melainkan dari Jakarta. Untuk harga satu pohon pinang, lanjutnya, dibanderol bervariasi.  "Satu pinang yang belum diserut dijual Rp800 ribu. Sedangkan pohon pinang yang sudah siap pakai dijual Rp1,5 juta," katanya.
 

Baca: Imigrasi Bekasi Gelar Layanan Paspor Simpatik Jelang HUT ke-79 RI

Menurut Dede, perbedaan harga tersebut lantaran saat proses serut harus melakukan berulang kali hingga seluruh kulit pohon mengelupas. Setelah kulit pohon sepanjang sembilan atau 10 meter terkelupas, batang pinang diamplas hingga halus. 

"Serut satu pohon itu bisa sampai dua hingga tiga jam. Setelah itu sudah selesai, tahap akhirnya memasang lingkaran bambu di pucuk pohon pinang, untuk memasang yang buat hadiahnya," jelasnya.

Lomba panjat pinang biasa dilakukan kelompok masyarakat dalam merayakan 17 Agustusan. Pohon yang berdiri tegak itu dilumuri oli atau gemuk sehingga licin menjadikan lomba panjat pinang seru untuk mendapatkan hadiah menarik yang disediakan panitia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)