Medcom • 11 August 2024 20:28
Jakarta: Airlangga Hartarto menyatakan mundur sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Keputusan tersebut resmi sejak Sabtu, 10 Agustus 2024.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga.
Keputusan itu diambil melalui sejumlah pertimbangan. Salah satunya, menjaga keutuhan Partai Golkar.
"Menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan datang terjadi dalam waktu dekat," ungkap dia.
Keputusan Airlangga untuk mundur menghadirkan beragam spekulasi. Salah satunya adalah Airlangga dinilai gagal memimpin partai berlogo pohon beringin tersebut.
Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli turut buka suara. Ia tidak memungkiri adanya tekanan pada Airlangga karena dinilai gagal mengemban hasil Musyawarah Nasional untuk mengusung capres atau cawapres dari kader partai pada Pilpres 2024.
Meski begitu, menurut Lili, Airlangga tidak sepenuhnya gagal, mengingat suara Golkar naik di Pemilu 2024. "Meski gagal mengemban tugas tersebut, suara Golkar pada Pemilu 2024 naik secara signifikan. Jadi mestinya Airlangga dianggap sebagai Ketum yang sukses mengantarkan Golkar sebagai kekuatan politik kedua di DPR setelah PDI-Perjuangan," jelas Lili.
Dalam pernyataannya yang beredar, Airlanga menyebut pengunduran dirinya dilakukan untuk menjaga keutuhan Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan datang.
Ia mengklaim Golkar sudah menjadi kekuatan terdepan demokrasi Indonesia. Pada Pemilu 2024, sambung Airlangga, partainya telah meraih 102 kursi di DPR RI.
"Selain itu dalam pilpres yang lalu kita berhasil memberikan kontribusi besar dalam kemenangan pasangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," terang Airlangga.