Dampak Erupsi Lewotobi, Penutupan Bandara Geweyantana Flores Timur Diperpanjang

Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus. MI/Fransiskus Gerardus Molo

Dampak Erupsi Lewotobi, Penutupan Bandara Geweyantana Flores Timur Diperpanjang

Media Indonesia • 11 January 2024 09:34

Flores Timur: Penutupan Bandara Gewayantana di Desa Tiwatobi, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur diperpanjang sampai Kamis, 11 Januari 2024. Bandara satu-satunya di ujung Timur Pulau Flores itu tutup sejak Rabu, 10 Janauri setelah abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki masuk ke bandara.

Dampaknya penerbangan dari dan ke bandara itu lumpuh. Kepala Kantor Unit Penyelanggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Gewayantana Puguh Lukito menyebutkan abu vulkanik masih melayang di atas bandara.

"Teramati sebaran debu abu vulkanik Gunung Lewotobi pada 11 Januari 2024 pukul 02.50 Wita pada ketingian hingga 14.000 feet bergerak ke timur laut dengan kecepatan 05 knot dan intensitas tetap," ujarnya saat dihubungi.

Sebaran debu vulkanik pada ketinggian tersebut sesuai laporan Darwin Volcanic Ash Advisory Centre (VACC) pada pukul 03.05 sampai pukul 09.00 Wita.

Di tempat terpisah, Kepala Bandara Wunopito, Kabupaten Lembata Syaiful Zuhri mengatakan, abu vulkanik tidak berdampak terhadap bandara tersebut. "Hasil pengamatan paper test dampak abu vulkanik dan pengamatan visual di Lewoleba negatif, Bandara Wunopito tetap beroperasi," ujarnya.

Kadis Kominfo Flores Timur, Hery Lamawuran mengatakan pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terus bertambah. Sampai kamis pagi tercatat 5.464 pengungsi.
Pengungsi ditampung di berbagai lokasi yakni 8 tenda pengungsi sebanyak 2.610 orang, rumah warga di 24 desa sebanyak 2.759 orang, dan dua fasilitas umum sebanyak 94 orang. Lokasi pengungsian tersebar di Desa Boru, Boru Kedang, Hewa, Waiula, dan Nileknoheng di Kecamatan Wulanggitang, serta Desa Konga di Kecamatan Titehena.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)