Tokoh oposisi Prancis Marine Le Pen. (EPA)
Willy Haryono • 1 July 2024 06:48
Paris: Tokoh oposisi Prancis Marine Le Pen menyatakan bahwa partai sayap kanannya telah "hampir mengalahkan sepenuhnya" Presiden Emmanuel Macron setelah memimpin di putaran pertama pemilihan umum parlemen pada hari Minggu kemarin.
Partai National Rally (RN) Le Pen memimpin putaran pertama pemilu Prancis dengan sekitar 33 persen suara. Sementara koalisi sayap kiri New Popular Front berada di posisi kedua dengan 28,5%, menurut beberapa jajak pendapat.
Mengutip dari LBC, Senin, 1 Juli 2024, angka tersebut hampir dua kali lipat dari 18 persen yang diperoleh RN dalam pemilu Prancis di tahun 2022, dan menempatkan mereka pada posisi yang menguntungkan untuk menjadi partai terbesar di majelis rendah Prancis.
Sementara itu, Lembaga Survei IFOP, Ipsos, OpinionWay, dan Elabe mencatat bahwa blok sentris Presiden Macron berada di posisi ketiga dengan perolehan suara di kisaran 20,5-23%.
Berbicara kepada para pendukungnya di Henin-Beaumont, Prancis utara, Le Pen mengatakan, "demokrasi telah berbicara." Pernyataan disampaikan setelah jajak pendapat menunjukkan partainya memperoleh suara terbanyak dalam putaran pertama hari Minggu.
Ia menambahkan: "Belum ada kemenangan, dan putaran kedua yang akan menentukan, demi menghindari negara jatuh ke tangan koalisi Nupes, sayap kiri ekstrem dengan kecenderungan kekerasan."
Le Pen mengatakan pemilu putaran kedua akan "menentukan dalam memberikan Jordan (Bardella) mayoritas absolut di Majelis Nasional." Menurutnya, Bardella sebagai perdana menteri "dapat memulai proses pemulihan Prancis dan persatuan serta keharmonisan nasional pekan depan."
Ia menambahkan: "Prancis hampir menyapu bersih blok Macronist."
Anak didik dan pemimpin partai Le Pen, Tn. Bardella telah menikmati lonjakan popularitas, khususnya di kalangan pemilih muda.
Ia mengatakan kepada para pendukungnya di Paris pada Minggu malam: "Tiga minggu setelah pemilihan umum Eropa, rakyat Prancis telah memberikan keputusan dan mereka telah menegaskan harapan mereka yang jelas untuk perubahan.
"Ini memberi kami harapan di seluruh negeri."
Ia memperingatkan tentang "bahaya" koalisi sayap kiri yang dipimpin oleh Jean-Luc Melenchon, dengan mengatakan bahwa koalisi itu dapat menempatkan Prancis dalam "bahaya eksistensial."
Baca juga: Pemilu Parlemen Prancis Dimulai, Sayap Kanan Berpotensi Berkuasa