CEO Telegram Ditangkap atas Kejahatan Serius, Termasuk Pornografi Anak

CEO Telegram Pavel Durov. (Cryptopolitan)

CEO Telegram Ditangkap atas Kejahatan Serius, Termasuk Pornografi Anak

Medcom • 27 August 2024 17:19

Paris: Chief Executive Officer (CEO) sekaligus miliarder pendiri aplikasi Telegram, Pavel Durov, ditangkap dalam penyelidikan terkait pornografi anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan yang terjadi di platform tersebut.=

Pernyataan itu dijelaskan oleh jaksa penuntut Prancis pada Senin kemarin. Penangkapan Durov dilakukan di bandara Le Bourget dekat Paris pada Sabtu malam.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengonfirmasi bahwa penangkapan pria kelahiran Rusia itu tidak bermotif politik, meski beberapa klien daring menunjukkan hal sebaliknya.

“Penangkapan tersebut merupakan bagian penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa Prancis tetap berkomitmen untuk menegakkan kebebasan berbicara yang sah,” ujar Macron di media sosial X.

Jaksa Paris, Laure Beccuau, memberikan keterangan lebih rinci, dengan mengungkapkan bahwa penangkapan yang dilakukan memiliki kaitan dengan penyelidikan yang luas pada  8 Juli.

Melansir dari Channel News Asia, Selasa, 27 Agustus 2024, penyelidikan difokuskan pada aktivitas ilegal yang diduga difasilitasi Telegram, seperti pornografi anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan. Selain itu, Telegram juga dituduh menyediakan layanan kriptografi kepada penjahat dan tidak bekerja sama dengan pihak berwenang.

Durov yang memiliki kewarganegaraan ganda dari Prancis dan Uni Emirat Arab, menghadapi pengawasan ketat sehingga ditahan sampai Rabu, dan kantor berita Reuters tidak dapat menghubungi pengacara mana pun yang mewakilinya.

Penangkapan Durov telah memicu kritik dari tokoh-tokoh terkemuka seperti Elon Musk, yang berpendapat bahwa hal ini mengancam kebebasan berbicara di Eropa.

Selain itu, Rusia telah meminta Prancis untuk menghormati hak-hak Durov, yang mencerminkan ketegangan yang sedang berlangsung antara Prancis dan Rusia, terutama mengingatkan perselisihan geopolitik baru-baru ini.

Telegram memiliki hampir 1 miliar pengguna dan sangat berpengaruh di Rusia serta negara-negara bekas Soviet. (Nithania Septianingsih)

Baca juga:  Bos Telegram Ditangkap di Prancis, Macron: Tak Bermotif Politik

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)