Kamala Harris dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat. Foto: The New York Times.
Medcom • 23 August 2024 11:08
Chicago: Pada Rabu, 21 Agustus 2021, Gubernur Minnesota, Tim Walz, sah menjadi pendamping kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat. Sosok sederhana dan berpengalaman ini siap bertarung bersama Kamal Harris dalam melawan Donald Trump dalam pemilu AS 2024.
Walz, memiliki latar belakang yang beragam sebagai veteran militer, mantan guru sekolah menengah, dan pelatih sepak bola.
Pada Konvensi Nasional Demokrat di Chicago, Gubernur Minnesota ini naik panggung setelah mantan Presiden Bill Clinton, Menteri Transportasi Pete Buttigieg, dan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi. Nama-nama tersebut dianggap yang berperan penting dalam mendorong Joe Biden mundur sebulan lalu, mengubah arah Partai Demokrat.
Meski Biden tertinggal dari Trump dalam jajak pendapat, kepemimpinan partai kini beralih ke Harris, yang menurut jajak pendapat terbaru unggul dari Trump di beberapa negara bagian kunci menjelang pemilihan 5 November.
Dalam pidato yang ia bagikan tentang masa kecilnya di peternakan Nebraska, keluarganya, serta tantangan demokrat yang dihadapinya pada serangan yang menurut mereka datang dari Tump, yang mencalonkan diri sebagai kandidat Republik untuk ketiga kalinya.
Ia juga menggambarkan dirinya dan Harris sebagai “pejuang yang gembira” yang berfokus pada masa depan yang lebih baik. Sehingga, mereka berusaha menawarkan alternatif yang lebih positif dibandingkan dengan apa yang mereka anggap sebagai ketalutan dan perpecahan yang ditimbulkan oleh Partai Republik.
Dukungan Walz dan Harris semakin kuat setelah mendapat pujian dari mantan Presiden Barack Obama dan istrinya, Michelle Obama.
“Saya suka orang ini. Ia tahu siapa dirinya dan apa yang penting. Kemeja flanel yang ia kenakan bukanlah hasil dari konsultan. Itu berasal dari lemarinya dan telah melalui beberapa hal,” ujar Mantan Presiden, Barack Obama.
Dengan sorotan yang terus tertuju pada Walz, Pelosi, dan Clinton, konvensi ini menjadi momen penting dalam persaingan politik menjelang pemilihan presiden yang akan datang. (Nithania Septianingsih)