Harga Emas Tertekan Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi. Foto: Unplash

Harga Emas Tertekan Usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Annisa ayu artanti • 19 September 2024 10:18

Jakarta: Harga emas saat ini berada di bawah tekanan setelah mencapai titik tertingginya di USD2.602.

Harga emas turun ke level USD2.547. Penurunan harga ini terkait dengan perkembangan ekonomi terbaru, terutama terkait keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga secara besar-besaran.


Pengumuman pemotongan suku bunga besar-besaran yang dilakukan oleh The Fed pada Rabu, 18 September 2024 telah mendorong penguatan dolar AS, yang pada gilirannya membuat harga emas tertekan.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menyatakan emas telah mengalami koreksi tajam setelah mencapai level psikologis di USD2.600. Saat ini, berdasarkan indikator teknikal Moving Average, tren bullish pada emas (XAUUSD) tampak mulai memudar.

Nugraha memperkirakan emas kemungkinan akan terus terkoreksi. Koreksi emas ini mungkin masih memiliki ruang untuk penurunan lebih lanjut.
 

Baca juga: 

Pelemahan Dolar AS, Kerek Harga Emas Dunia ke Rekor Tertinggi


"Jika harga terus berada di bawah level psikologis USD2.600, kita bisa melihat emas turun hingga ke USD2.528. Namun, apabila terjadi rebound, target terdekat yang dapat dicapai adalah USD2,578," jelas Nugraha dalam keterangan tertulis, Kamis, 19 September 2024.

Faktor utama yang memengaruhi harga emas

Salah satu faktor utama yang memengaruhi harga emas hari ini adalah keputusan The Fed yang baru saja mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar setengah poin persentase.

Pemotongan ini dianggap lebih besar dari perkiraan pasar dan menunjukkan komitmen The Fed untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang solid di tengah menurunnya inflasi.

Meski pada awalnya dolar AS sempat melemah setelah pengumuman tersebut, mata uang ini dengan cepat pulih setelah konferensi pers oleh Ketua The Fed, Jerome Powell.

Dalam konferensi pers tersebut, Powell menegaskan bahwa ekonomi AS masih berada pada jalur yang kuat, dengan inflasi yang terus mereda dan pasar tenaga kerja yang solid.

Powell juga menyatakan ia tidak melihat tanda-tanda resesi atau perlambatan ekonomi di masa mendatang, yang memperkuat optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi AS.

"Ini menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan indeks dolar, yang pada hari ini naik sebesar 0,05 persen dan berada di level 100,970, setelah sempat mencapai titik terendah sejak Juli 2023 di 100,21," jelas dia.

Kenaikan dolar AS biasanya berdampak negatif pada harga emas, karena logam mulia ini dihargai dalam dolar dan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini menyebabkan tekanan jual pada emas, terutama setelah lonjakan harga yang terjadi pada minggu sebelumnya.

"Prediksi harga emas saat ini sangat bergantung pada interaksi antara kebijakan Federal Reserve, pergerakan dolar AS, dan reaksi pasar terhadap ekspektasi inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi AS," tulis dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)