Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden Mesir Abdullah fatah Al-Asisis. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 23 October 2024 10:17
Kazan: Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi dan para pemimpin dunia lainnya tiba di kota Kazan, Rusia, Selasa 22 Oktober 2024 untuk menghadiri KTT blok ekonomi berkembang BRICS. Pertemuan ini diharapkan Kremlin dapat menjadi titik kumpul untuk menentang pengaruh Barat dalam urusan global.
Bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, pertemuan tiga hari itu juga menawarkan cara yang ampuh untuk menunjukkan kegagalan upaya yang dipimpin AS untuk mengisolasi Rusia atas tindakannya di Ukraina.
Penasihat urusan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, menyebutnya sebagai "acara kebijakan luar negeri terbesar yang pernah diadakan" oleh Rusia, dengan 36 negara hadir dan lebih dari 20 di antaranya diwakili oleh kepala negara.
Aliansi yang awalnya mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan telah berkembang pesat hingga mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Turki, Azerbaijan, dan Malaysia telah secara resmi mengajukan permohonan untuk menjadi anggota, dan beberapa negara lain telah menyatakan minat untuk bergabung.
Para pengamat melihat KTT BRICS sebagai bagian dari upaya Kremlin untuk menunjukkan dukungan dari negara-negara berkembang di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat sambil memperluas hubungan ekonomi dan keuangan.
Proyek yang diusulkan mencakup pembuatan sistem pembayaran baru yang akan menawarkan alternatif bagi jaringan pengiriman pesan bank global SWIFT dan memungkinkan Moskow menghindari sanksi Barat dan berdagang dengan mitra.
Putin, yang akan mengadakan sekitar 20 pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan, berunding dengan Xi, Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada hari Selasa menjelang pembukaan KTT.
Xi dan Putin mengumumkan kemitraan "tanpa batas" beberapa minggu sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Mereka telah bertemu dua kali tahun ini, di Beijing pada bulan Mei dan pada KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Kazakhstan pada bulan Juli.
Menyambut Xi, Putin menggambarkan hubungan antara Moskow dan Beijing sebagai "salah satu faktor penstabil utama di arena dunia." Ia berjanji untuk "memperluas koordinasi di semua forum multilateral demi stabilitas global dan tatanan dunia yang adil."
“Di tengah transformasi tektonik yang tak terlihat selama berabad-abad, situasi internasional tengah mengalami perubahan dan pergolakan serius,” kata Xi, memuji karakter yang belum pernah terjadi sebelumnya dari hubungan Rusia-Tiongkok.