Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 4 December 2023 11:22
Jakarta: Harga emas dunia mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah menyentuh kisaran harga USD2.148-USD2.150 per ons pada perdagangan Asia.
Harga emas diprediksi akan terus menguat berdasarkan analisis teknikal yang menunjukkan pola continuation bullish dengan level permintaan sebesar USD2.043,49-USD2.049,71.
"Meskipun hari ini belum ada berita yang signifikan, potensi kenaikan masih diprediksi akan terjadi lagi meskipun mungkin akan ada pola penurunan dalam jangka pendek," ujar analis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, Senin, 4 Desember 2023.
Andrew mengatakan penguatan emas pada pagi hari ini didorong oleh penurunan imbal hasil obligasi yang signifikan. Sementara analisis tren masih mendukung kenaikan yang signifikan.
Secara fundamental, menurutnya pasar optimistis terhadap kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga pada Maret 2024, meskipun para pejabat bank sentral tetap berhati-hati.
"Emas menguat dalam beberapa sesi terakhir karena menurunnya inflasi dan data pasar tenaga kerja yang lemah, serta sinyal-sinyal yang tidak terlalu hawkish dari The Fed yang memicu spekulasi tentang pemangkasan suku bunga pada awal 2024," ujar Andrew.
Baca juga: Emas Antam Naik Rp15.000/Gram
Suku bunga AS akan tetap lebih tinggi
Dia mengatakan Ketua The Fed Jerome Powell, dalam pidatonya pada Jumat, 1 Desember 2023, menegaskan suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Namun, beberapa perubahan dalam sinyal-sinyalnya, terutama pengakuan kemajuan dalam menekan inflasi dan potensi
soft landing untuk ekonomi AS, memperkuat ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada Desember, dan kemungkinan memangkasnya pada Maret 2024.
Dia mengatakan selama dua bulan berturut-turut di November, emas mengalami peningkatan kuat. Meskipun Fed terlihat akan memangkas suku bunga pada Maret, masih banyak sinyal ekonomi yang harus dipertimbangkan.
"Ada banyak sumber mengatakan peluang 97 persen The Fed akan mempertahankan suku bunga pada Desember, dan kemungkinan 60 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran lima persen hingga 5,25 persen. Ini berbeda dengan prediksi traders yang sebelumnya memperkirakan peluang 21 persen untuk pemangkasan suku bunga di Maret," ujar Andrew.
Andrew menambahkan potensi penurunan suku bunga menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat suku bunga yang lebih tinggi mendorong naiknya biaya peluang untuk berinvestasi dalam logam mulia. Namun, pasar masih menunggu data
Non Farm Payrolls untuk November dan angka inflasi untuk sisa tahun ini.
"Kondisi pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi di atas target tahunan the Fed akan mengurangi prospek penurunan suku bunga lebih awal. Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau oleh pelaku pasar untuk memprediksi dinamika pasar logam mulia ke depan," jelas dia.