Banjir Rob Ancam Kawasan Pesisir Jawa Tengah

Ilustrasi gelombang tinggi. (MGN/Ferdinandus Rabu)

Banjir Rob Ancam Kawasan Pesisir Jawa Tengah

Media Indonesia • 16 July 2024 09:08

Semarang: Cuaca di seluruh daerah di Jawa Tengah cerah berawan, pada Selasa, 16 Juli 2024, namun banjir air laut pasang (rob) masih menjadi ancaman serius di musim kemarau ini. Warga di wilayah pesisisr Pantura pun diminta mewaspadai potensi bencana rob tersebut.

Berdasarkan pengamatan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Selasa, sejak beberapa hari lalu hingga hari ini seluruh daerah di Jawa Tengah cerah berawan dan tidak ada turun hujan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah.

Di sejumlah daerah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang dan Demak kembali terendam banjir rob, meskipun belum setinggi sebelumnya namun diperkirakan meningkat dalam beberapa hari kedepan. Sehingga warga di daerah langganan rob mulai waspada dengan membuat tanggul di rumah maupun pekarangan.

"Sudah tidak ada hujan, cuaca cerah berawan sepanjang hari dengan angin pada umumnya timur ke selatan berkecepatan 5-25 kilometer per jam, suhu 21-34 derajat celcius dan kelembaban 40-95 persen," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Noor Jannah Indriyani.

Ketinggian gelombang, lanjut Noor Jannah Indriyani, di perairan utara Jawa Tengah 0,5-1,5 meter dan perairan selatan Jawa Tengah 0,8-2,5 meter, namunbanjir rob masih menjadi ancaman serius di kawasan pesisir mengingat saat ini kembali memasuki purnama.
 

Baca juga: Tanggul Laut Antisipasi Banjir Rob Dibangun di Pantai Mutiara
\
Kepala Bappeda Kota Semarang Budi Prakoso mengungkapkan banjir rob masih menjadi perhatian utama agar segera diselesaikan karena daerah-daerah yang terkena banjir dan rob seringkali menjadi sumber kemiskinan, masalah kesehatan seperti stunting, sanitasi buruk, dan akses air bersih yang minim, sehingga dengan menangani masalah banjir ini daya dukung lingkungan akan meningkat.

Tidak hanya banjirnya saja, demikian Budi Prakoso, warga yang rentan terhadap banjir dan rob tumbuh di titik-titik tersebut juga mendapat perhatian serius pemerintah, terutama terkait kesehatan, pendidikan dan penyediaan sarana serta prasarana. Sehingga penanganan masalah banjir dan rob menjadi prioritas mendesak yang harus diutamakan oleh Pemerintah Kota Semarang.

"Diharapkan pemerintah dapat membangun rasa nyaman, aman, dan damai sehingga dapat menurunkan konflik sosial di wilayah yang terdampak banjir dan rob," ujarnya.

Hal serupa juga dikatakan Bupati Demak Eisti'anah, banjir rob melanda kawasan di Pantura ini terus mendapat perhatian. Di tengah kesulitan anggaran, Pemerintah Kabupaten Demak berupaya melakukan penanganan terutama pada warga berada di kawasan rob dengan memberikan bantuan termasuk merencanakan pembangunan tanggul laut untuk jangka panjang.

"Kita berharap pembangunan tanggul laut segera dapat terealisasi, karena untuk merelokasi ribuan warga terdampak rob di Demak juga bukan perkara mudah dan membutuhkan anggaran besar," tutur Eisti'anah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumarno mengungkap tiga akar masalah penyebab banjir rob yang bertahun-tahun melanda Kawasan pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah yakni penurunan permukaan tanah atau land subsidance, alih fungsi lahan di kawasan hulu atau atas yang mengabaikan kelestarian lingkungan.

Selain itu, penggunaan air tanah yang masif untuk kebutuhan industri di wilayah pesisir Pantura juga menjadi penyebab cepatnya penurunan permukaan tanah, sehingga kedepannya Pemrov Jawa Tengah mengupayakan penggunaan air baku untuk mengganti air tanah.

"Kita Bersama teman-teman kabupaten/kota akan menaati masalah tata ruang di Pantura," imbuhnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)