Salah satu depo penampung sampah di Kota Yogyakarta. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Beberapa hari usai libur lebaran, sampah di Kota Yogyakarta tetap jadi persoalan. Di jalanan protokol masih terdapat tumpukan sampah yang tidak tertangani.
Pantauan Medcom.id, sampah di Jalan KH. Ahmad Dahlan teronggok di dua titik. Bahkan lokasi onggokan sampah ini dekat dengan pusat keramaian, yakni Titik Nol Kilometer dan Malioboro.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengingatkan warga mengurangi produksi sampah. Selain itu sampah yang dihasilkan harus dipilah dan dikelola sesuai kategorinya, termasuk mengubur sampah organik dan menjadikannya sebagai pupuk.
"Jadi jumlah yang dikirim ke depo dan yang harus diolah di fasilitas TPS3R sudah benar-benar terminimalisasi dan tidak tercampur oleh bahan bahan yang akan menghambat kinerja mesin," kata Singgih si Yogyakarta, Sabtu, 20 April 2024.
Selain sebagian masih di topang TPA Piyungan, Kota Yogyakarta mengandalkan sejumlah tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R), di antaranya Kranon dan Karangmiri. Dua TPS3R tersebut terus berjalan progres pembangunannya yang ditarget selesai pada bulan Mei dan Juni 2024.
Ketua Tim Kerja Penanganan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Mareta Hexa Sevana mengatakan tahap pembangunan TPS3R Kranon saat ini pengerasan landasan hanggar. Sementara itu, TPS3R Karangmiri juga hampir serupa. Adapun TPS3R Nitikan yang terus beroperasi saat ini dalam tahap uji coba optimalisasi mesin pengolah sampah.
"(TPS3R) Karangmiri dalam tahap pemasangan tiang-tiang untuk struktur lantai dua atau mezanin. Kalau proses plesternya (landasan hanggar) di Karangmiri sudah selesai," jelasnya.
Ia menambahkan produksi sampah selama libur lebaran masih tahap rekapitulasi. Evaluasi dan penghitungan produksi sampah, katanya, dilakukan minggu pertama setiap bulan.