Jakarta: Ramadan, bulan yang penuh berkah ini adalah kesempatan emas bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melakukan ibadah utama, yakni puasa, yang hanya dilakukan setahun sekali.
Namun, tahukah Anda esensi puasa yang selalu kita lakukan ini?
Puasa bukanlah sekadar ibadah yang mengharuskan kita menahan lapar dan haus sepanjang hari, tetapi juga ibadah yang menjadi latihan dalam pengendalian diri.
Hakikat Puasa
Puasa dalam Islam bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang mengajarkan kesabaran, disiplin, dan ketakwaan. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Melalui ayat ini, ditunjukkan dengan jelas bahwa tujuan utama puasa adalah membentuk pribadi yang lebih bertakwa. Puasa akan melatih seseorang agar mampu mengendalikan hawa nafsunya, meningkatkan keikhlasan, dan menumbuhkan rasa empati terhadap sesama, terutama mereka yang kurang beruntung.
Sangat penting bagi yang sedang berpuasa untuk mampu menahan mata, telinga, mulut, tangan, dan anggota tubuh lainnya dari perbuatan yang dibenci Allah karena dapat mengurangi pahala puasa. Hadis riwayat Ath Thabaroni menyebutkan, “betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” Hadis
tersebut dapat menjadi pengingat bagi kita agar tidak membuat puasa yang telah kita lakukan menjadi sia-sia.
Apa saja yang ditahan saat berpuasa?
Banyak orang menganggap puasa hanya sekadar menahan makan dan minum, padahal lebih dari itu, puasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dari berbagai hal lain, seperti:
1. Menahan perkataan
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan kotor, dusta, serta ghibah atau menggunjing. Dalam sebuah HR. Bukhari, beliau bersabda:
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." Hal ini menjelaskan bahwa pahala puasa akan sia-sia di mata Allah apabila seseorang tidak menahan diri dari dusta.
2. Menahan amarah
Marah merupakan salah satu bentuk emosi yang dapat merusak pahala puasa. Oleh karena itu, selama berpuasa, seseorang dianjurkan untuk lebih bersabar dan mengontrol emosinya agar tetap dalam keadaan tenang. Tentu, kita tidak ingin pahala puasa hilang karena tidak dapat meredam emosi marah ‘kan?
3. Menahan pandangan dan pikiran dari hal yang dilarang
Puasa juga mengajarkan seseorang untuk menjaga pandangannya dari hal-hal yang tidak pantas dan menjaga pikirannya dari niat atau keinginan yang tidak baik. Pandangan dan khususnya pikiran adalah sesuatu yang tidak mudah terpantau orang lain, hanya diri kita sendiri yang dapat mengetahui apa yang sedang kita lihat dan pikirkan.
Oleh karena itu, pengendalian diri atas hal tersebut pun harus kuat agar ibadah di bulan
Ramadan ini dapat memberi keberkahan.
4. Menahan diri dari perbuatan tidak nermanfaat
Perbuatan yang sia-sia, seperti bergosip dan menggunjing orang, mengadu domba, bermain media sosial tanpa tujuan jelas, atau melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya, alih-alih memperbanyak ibadah. Di bulan yang mulia ini, sudah seharusnya sebagai umat Islam untuk memanfaatkan waktu sebulan dengan perbuatan yang dapat mendatangkan banyak pahala dan dicintai Allah.
Banyak ibadah sunnah yang dapat kita lakukan untuk menambah pahala puasa, seperti membaca Al-Qur’an, berdiam diri di masjid (itikaf), hingga bersedekah kepada orang yang membutuhkan.
(Nada Nisrina)