Akademisi Dukung Transformasi Pariwisata Menuju Ekosistem Berkelanjutan

istimewa.

Akademisi Dukung Transformasi Pariwisata Menuju Ekosistem Berkelanjutan

Al Abrar • 18 October 2025 17:42

Jakarta: Transformasi pariwisata Indonesia memasuki babak baru setelah DPR RI mengesahkan perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dalam rapat paripurna pada 2 Oktober 2025. Perubahan regulasi ini menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi.

Salah satunya datang dari Eka Fitri Suryani, mahasiswi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara (UNTAR) Jakarta. Eka atau Echa menilai arah baru pembangunan pariwisata nasional kini lebih menitikberatkan pada pengembangan ekosistem yang holistik, adaptif, dan berkelanjutan.

Menurut Echa, penguatan sumber daya manusia dan pelestarian budaya seharusnya menjadi fondasi utama pembangunan pariwisata nasional. “Pembangunan pariwisata perlu difokuskan pada pengembangan desa wisata dan penyelenggaraan event-event lokal di berbagai daerah agar masyarakat turut merasakan manfaat ekonomi dan sosialnya,” ujarnya dalam sesi tanya jawab di acara Global Network Week (GNAM Week) 2025 bertema Smart & Sustainable Tourism Ecosystem di Gedung Prof. Wahjudi Prakasa MM FEB Universitas Indonesia, Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.

Menanggapi hal tersebut, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata, Fransiskus Xaverius Teguh, menjelaskan bahwa pengembangan desa wisata menjadi fokus utama pemerintah saat ini.

“Desa wisata di Indonesia masih dalam tahap pengembangan. Beberapa sudah mencapai standar tertentu dengan pengelolaan yang lebih profesional dan kesadaran lingkungan yang lebih baik,” kata Fransiskus.

Namun, ia menilai masih banyak desa wisata yang perlu ditingkatkan kapasitasnya, terutama dalam aspek manajemen dan literasi digital. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda lokal dalam pengelolaan desa wisata agar tercipta inovasi dan keberlanjutan.

“Anak-anak muda perlu dilibatkan untuk meningkatkan keterampilan, baik melalui pelatihan ulang maupun pengembangan kompetensi baru. Dengan begitu, mereka dapat menciptakan produk wisata berkualitas dan mempromosikannya secara efektif,” ujarnya.

Echa sependapat bahwa penguatan sumber daya manusia dan komunitas lokal merupakan faktor penting dalam keberhasilan penyelenggaraan event di desa wisata. Sementara Fransiskus menegaskan pentingnya menjaga kekhasan budaya lokal dalam setiap produk pariwisata.

“Kita perlu menonjolkan nilai jual yang khas dan terhubung dengan budaya setempat. Inovasi menjadi kunci agar pariwisata kita tidak hanya menarik, tetapi juga berkelanjutan,” tuturnya.

Terkait event di desa wisata, Fransiskus menilai kegiatan tersebut harus memberikan dampak ekonomi positif tanpa mengorbankan lingkungan. “Event lokal memang efektif menarik wisatawan dan menggerakkan ekonomi masyarakat, tetapi tetap harus dikelola secara ramah lingkungan dengan menerapkan prinsip green event,” pungkasnya.

Global Network for Advanced Management (GNAM) Week 2025 merupakan agenda rutin yang diselenggarakan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (MM FEB UI). Kegiatan ini mempertemukan akademisi, mahasiswa, dan praktisi dari jaringan sekolah bisnis internasional untuk membahas isu-isu global, termasuk pariwisata berkelanjutan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)