Tenaga Ahli Utama Kantor Kepresidenan, Fithra Faisal Hastiadi. Foto: Metrotvnews.com/Christian Duta Erlangga
Jakarta: Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijakan, salah satunya dengan menyuntikkan stimulus fiskal sebesar Rp16,2 triliun. Menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Kepresidenan, Fithra Faisal Hastiadi, stimulus ini bertujuan meningkatkan aktivitas ekonomi di sektor riil.
"Ketika ada likuiditas, maka akan mengalir ke sektor riil. Sektor riil ini memang konsep yang juga dikembangkan," kata Fithra dalam forum bertajuk 1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di JS Luwansa Hotel & Convention Center, Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2025.
Fithra menjelaskan, permintaan kredit yang lambat disebabkan oleh kurangnya aktivitas ekonomi. Karena itu, pemerintah memberikan stimulus untuk meningkatkan aktivitas ekonomi di sektor riil.
"Ini kan demand for creditnya kan lambat, kenapa? Karena memang nggak ada aktivitas ekonomi. Nah, maka yang dilakukan oleh pemerintah adalah menstimulasi yang real sector ini dengan memberikan paket stimulus itu, supaya ini bisa meningkat," ujarnya.
Selain itu, Fithra juga menyebutkan likuiditas juga diinjeksi untuk mengurangi biaya pembiayaan dan biaya kredit.
"Sementara di sisi yang lain likuiditas itu diinjeksi, supaya kemudian
cost of financing dan
cost of credit bisa meningkat, sehingga ini bisa
matching," kata Fithra.
Lebih jauh Fithra menjelaskan, arah kebijakan pemerintah saat ini adalah meningkatkan aktivitas ekonomi di sektor riil.
"Arahannya apa?
Again, real sector yang kemudian bisa bergerak," ujarnya.
Tenaga Ahli Utama Kantor Kepresidenan, Fithra Faisal Hastiadi (tengah). Foto: Metrotvnews.com/Christian Duta Erlangga.
Stimulus berdampak ke ekonomi hingga 0,4%
Fithra juga memprediksi stimulus yang diberikan pemerintah pada September lalu akan memberikan dampak ekonomi sebesar 0,3-0,4 persen. Hal ini berarti pada kuartal keempat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,4-5,6 persen.
"Dan menurut hitung-hitungan
ad hoc saya, ini bukan hitung-hitungan pemerintah, hitung-hitungan ad hoc saya,
shock itu ketika diberikan pada bulan September kemarin, itu akan ada dampak ekonomi antara 0,3 sampai 0,4 persen tambahannya," kata Fithra.
Fithra optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus meningkat pada kuartal keempat.
"Artinya di kuartal keempat kita bisa melihat, misalnya tadi Pak Purbaya (Menkeu) udah beberapa kali menyampaikan bahwa di kuartal keempat kita bisa tumbuh 5,6 persen, ya setidak-tidaknya kita bisa tumbuh 5,4 persen karena baseline 5 persen tambah 0,4 persen artinya itu merupakan sumber pertumbuhan kita juga," ujarnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah meluncurkan beberapa kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, termasuk stimulus fiskal dan moneter. Sehingga diharapkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan.