Presiden Prabowo Subianto akan bertemu Putin pada 18-20 Juni. Foto: Metro TV/Kautsar Widya
Fajar Nugraha • 12 June 2025 13:57
Jakarta: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Roy Sumirat, mengungkapkan rangkaian agenda luar negeri Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Sugiono selama pertengahan Juni 2025. Dalam konferensi pers di Kemlu, Kamis 12 Juni 2025, Roy menyampaikan bahwa Presiden akan melakukan kunjungan penting ke Singapura dan Rusia, serta membatalkan kehadirannya dalam sesi outreach KTT G7 di Kanada.
"Presiden RI dan rombongan terbatas akan melakukan kunjungan ke St. Petersburg, Rusia, pada 18 hingga 20 Juni, untuk memenuhi undangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rangka menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF)," ujar Roy, di Kantor Kementerian Luar Negeri.
Kehadiran Presiden dalam forum tersebut bukan hanya untuk berpartisipasi dalam sesi pembukaan dan plenum bersama Presiden Putin, namun juga memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Rusia. Selain itu, Roy menyebut akan ada pembahasan mengenai kerja sama strategis serta pertukaran pandangan mengenai isu-isu regional dan global.
"Akan ada beberapa deliverables yang sedang dalam tahap finalisasi. Kita akan umumkan lebih lanjut saat waktunya tiba," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa Menlu Sugiono juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskow sebelum forum dimulai.
Sebelum ke Rusia, Presiden dijadwalkan mengunjungi Singapura pada 16 Juni untuk menghadiri Leaders’ Retreat dan pertemuan kenegaraan dengan Presiden serta Perdana Menteri Singapura. Roy menyebut kunjungan ini sebagai momen penting karena menjadi Leaders’ Retreat pertama pasca pemilu Mei 2025 di Singapura dan kunjungan perdana Presiden Prabowo dalam kapasitas kepala negara.
"Leaders’ Retreat ini akan membahas berbagai prioritas kerja sama strategis, investasi, dan deliverables yang sedang kita finalisasi. Biasanya dalam format retreat, para pemimpin lebih terbuka untuk bertukar pandangan," ungkap Roy.
Adapun undangan dari Kanada kepada Presiden Prabowo untuk menghadiri sesi outreach G7 ke-51 tidak dapat dipenuhi karena bentrok dengan dua agenda bilateral yang disebutkan di atas. Meski begitu, Roy menegaskan bahwa Presiden telah menyampaikan dukungan terhadap penyelenggaraan KTT G7 dan akan terus mendorong penguatan kerja sama antara G7 dan negara-negara berkembang.
(Muhammad Reyhansyah)