Hujan deras memicu banjir di sejumlah provinsi di Thailand. (The Peninsula)
Bangkok: Banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh Badai Tropis Wipha sejak akhir Juli telah menewaskan sedikitnya enam orang dan berdampak pada lebih dari 230.000 warga di seluruh Thailand, menurut keterangan resmi otoritas manajemen bencana setempat, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand menyebut bahwa hujan deras telah menggenangi 12 provinsi, terutama di wilayah utara dan tengah negeri itu, sejak 21 Juli.
“Kami terus memantau dampak badai Wipha secara intensif dan berkoordinasi dengan otoritas lokal di provinsi-provinsi terdampak untuk menyalurkan bantuan,” ujar lembaga tersebut dalam pernyataan resmi di laman Facebook dan dikutip The Peninsula.
Hujan Ekstrem Rendam Rumah dan Jalanan
Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan genangan air berwarna keruh, tumpukan karung pasir di depan rumah warga, dan penduduk yang menggunakan perahu plastik untuk melintasi jalan-jalan yang terendam banjir.
Meski demikian, Departemen Meteorologi Thailand memperkirakan intensitas hujan akan mulai berkurang dalam beberapa hari mendatang.
Thailand memang mengalami musim hujan tahunan antara bulan Mei hingga Oktober, namun para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia telah memicu pola cuaca yang lebih ekstrem dan meningkatkan risiko banjir besar.
Banjir besar yang melanda Thailand pada tahun 2011 menyebabkan lebih dari 500 korban jiwa dan merusak jutaan rumah di seluruh negeri. Peristiwa tersebut masih dikenang sebagai salah satu bencana terparah dalam sejarah modern negara tersebut.
Baca juga:
Terjangan Banjir Masif di Thailand Selatan Telan 6 Korban Jiwa