Donald Trump dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung di Gedung Putih. Foto: Yonhap
Fajar Nugraha • 26 August 2025 06:42
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakanbahwa ia ingin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un tahun ini. Dia juga terbuka untuk perundingan perdagangan lebih lanjut dengan Korea Selatan meskipun ia melontarkan kritik baru terhadap sekutu Asia yang berkunjung tersebut.
"Saya ingin bertemu dengannya tahun ini," kata Trump kepada para wartawan di Ruang Oval saat menyambut Presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, di Gedung Putih, seperti dikutip dari Yonhap Selasa 26 Agustus 2025.
"Saya berharap dapat bertemu dengan Kim Jong Un di masa mendatang yang tepat,” ujar Trump.
Trump dan Lee mengadakan pertemuan pertama mereka dalam suasana yang menegangkan. Presiden AS tersebut menyampaikan keluhan samar tentang "Pembersihan atau Revolusi" di Korea Selatan di media sosial sebelum kemudian menarik kembali komentar tersebut sebagai kemungkinan "kesalahpahaman" antara kedua sekutu.
Meskipun telah mencapai kesepakatan dagang pada bulan Juli yang membebaskan ekspor Korea Selatan dari tarif AS yang lebih ketat, kedua belah pihak masih berselisih mengenai energi nuklir, belanja militer, dan detail kesepakatan dagang yang mencakup investasi Korea Selatan senilai USD350 miliar yang dijanjikan di Amerika Serikat.
Retorika Korea Utara semakin intensif, dengan Kim berjanji untuk mempercepat program nuklirnya dan mengecam latihan militer gabungan AS-Korea Selatan. Selama akhir pekan, Kim mengawasi uji coba penembakan sistem pertahanan udara baru.
Sejak pelantikan Trump pada bulan Januari, Kim telah mengabaikan seruan Trump yang berulang kali untuk menghidupkan kembali diplomasi langsung yang ia lakukan selama masa jabatannya 2017-2021, yang tidak menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan program nuklir Korea Utara.
Di Ruang Oval, Lee menghindari konfrontasi dramatis yang mendominasi kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada bulan Februari dan kunjungan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada bulan Mei.
Lee, yang menerapkan strategi yang lazim digunakan oleh para pengunjung asing di Gedung Putih era Trump, berbicara tentang golf dan memuji dekorasi interior serta upaya perdamaian yang dilakukan presiden dari Partai Republik tersebut. Sebelumnya, ia mengatakan kepada para wartawan bahwa ia telah membaca memoar presiden tahun 1987, Trump: The Art of the Deal, untuk persiapan.
Saat kedua pemimpin bertemu, pemimpin liberal Korea Selatan tersebut mendorong Trump untuk berdialog dengan Korea Utara.
"Saya harap Anda dapat membawa perdamaian ke Semenanjung Korea, satu-satunya negara yang terpecah belah di dunia, sehingga Anda dapat bertemu dengan Kim Jong Un, membangun Trump World [kompleks real estat] di Korea Utara sehingga saya dapat bermain golf di sana, dan agar Anda benar-benar dapat berperan sebagai pembawa perdamaian bersejarah dunia," kata Lee, berbicara dalam bahasa Korea.
Perekonomian Korea Selatan sangat bergantung pada AS, dengan Washington menjamin keamanannya melalui pasukan dan pencegahan nuklir. Trump menyebut Seoul sebagai "mesin uang" yang memanfaatkan perlindungan militer Amerika.