Ilustrasi hujan. (Metrotvnews.com)
Media Indonesia • 12 September 2025 15:42
Banyumas: Pemkab Banyumas, Jawa Tengah, menetapkan status tanggap darurat bencana selama satu bulan. Rencana penetapan itu menyusul lonjakan kejadian bencana, khususnya tanah longsor yang marak terjadi di kawasan perbukitan.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Banyumas, Budi Nugroho, menyampaikan keputusan resmi penetapan status tanggap darurat sedang dalam tahap finalisasi dan kemungkinan mulai diberlakukan pada Sabtu, 13 September 2025.
Kebijakan ini akan berjalan selama 30 hari penuh, termasuk hari libur, dengan acuan Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 Tahun 2016 serta peningkatan eskalasi bencana yang terpantau melalui data BMKG dan Dinas ESDM.
Data BPBD mencatat sebanyak 113 kejadian bencana hidrometeorologi terjadi di Banyumas pada 10-11 September 2025, yang sebagian besar disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem.
Dari total kejadian tersebut, 95 titik merupakan tanah longsor, dengan konsentrasi terbanyak di Kecamatan Gumelar. Selain longsor, sejumlah wilayah seperti Sumpiuh, Kemranjen, Baturraden, dan Darmakradenan juga terdampak banjir.
Dalam masa tanggap darurat, Pemkab Banyumas akan membentuk satuan tugas khusus dan mendirikan pos komando yang dipimpin langsung oleh Bupati Banyumas.
Upaya pengawasan ketat akan difokuskan pada area rawan bencana dan kebutuhan mendesak seperti perbaikan rumah, relokasi korban, serta pemulihan infrastruktur. Tak hanya itu, keterlibatan CSR dari perusahaan swasta juga akan diperkuat sebagai bentuk dukungan bantuan sosial.
BPBD bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum juga memasang sistem peringatan dini (early warning system) di sejumlah titik rawan tanah longsor, salah satunya di Desa Cihonje.
Sementara prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Wardi, mengingatkan potensi hujan lebat masih akan terus terjadi di wilayah Banyumas, terutama di bagian utara yang cenderung mengalami peningkatan intensitas curah hujan hingga Desember mendatang.
Kepala Cabang Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Wilayah Slamet Selatan, Mahendra Dwi Atmoko, menegaskan kondisi geologi Banyumas sangat rentan longsor, khususnya di wilayah perbukitan utara dan selatan.
Dia memperingatkan hujan dengan intensitas tinggi bisa memperparah risiko bencana, bahkan wilayah yang sebelumnya berstatus kerentanan menengah dapat berubah menjadi sangat tinggi.
Mahendra juga mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras berlangsung lebih dari dua jam atau hujan sedang terjadi lebih dari dua hari. Ia menyarankan agar ronda kebencanaan di desa-desa rawan longsor menjadi langkah kesiapsiagaan mandiri yang efektif.