Kepala BNPB Suharyanto. Foto: Dok BNPB.
Jakarta: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau segera menetapkan status tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pasalnya, seluruh kabupaten dan kota di Bumi Lancang Kuning itu telah mengalami karhutla hingga 20 Juli 2025.
Suharyanto mengatakan, karhutla paling besar terjadi di Kabupaten Bengkalis dan Kampar. “Pemerintah Provinsi harus (tetapkan) tanggap darurat bencana, supaya pemerintah pusat dapat leluasa memberikan bantuan kepada pemerintah daerah,” kata Suharyanto dikutip dari Media Indonesia, Selasa, 22 Juli 2025.
Jenderal bintang tiga TNI AD itu menyebut BNPB memberikan upaya percepatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Helikopter Patroli yang sebelumnya hanya satu unit akan ditambah menjadi dua unit.
Kemudian, BNPB menambah pengoperasian Helikopter Waterbombing. Jumlahnya menjadi lima unit.
"Heli patroli dan waterbombing kita tambahkan, hari Rabu (23 Juli 2025) akan kita masukan. Mudah-mudahan dengan ini bisa membantu, jika operasi modifikasi cuacanya tidak menemukan awan untuk dijadikan hujan,” ungkap dia.
Selain itu, BNPB melanjutkan operasi modifikasi cuaca (OMC) dalam percepatan penanganan kali ini. Sebelumnya, BNPB beserta kementerian lembaga terkait telah melakukan OMC untuk tahap 1 tanggal 1 hingga 7 Mei 2025, tahap 2 tanggal 7 sampai 12 Mei 2025, dan kini memulai kembali dengan tahap 3 sejak kemarin sampai lima hari ke depan.
“Mulai kemarin pagi OMC dilakukan, kami cek sudah turun hujan walaupun belum merata seluruh Provinsi Riau. Akibat OMC tahap 3, di wilayah Indragiri Hilir, Kuala Kampar, Siak, Batang Cenaku dan Bangkinang, masih kecil-kecil curah hujannya karena tergantung dengan pertumbuhan dengan awan hujan,” sebut dia.
Dia menyampaikan OMC dilakukan untuk mempercepat penanganan karhutla. "Diharapkan semoga sudah ada lumbung air dan lahan gambut juga tidak terlalu kering,” ujar dia.
Upaya terakhir adalah dengan melakukan penambahan peralatan dan perlengkapan pemadaman bagi personel darat. Seperti seperti pompa, water tank portable, alat bantu pernapasan, alat pelindung diri karhutla, dan motor karhutla, serta penambahan personel dari Korem 031/Wira Bima dan Polda Riau.
“Pasukan Korem dan Polda langsung bersama manggala agni melakukan pemadaman, perlengkapannya diperkuat dari kami,” kata dia.
Suharyanto mengungkapkan, pengendalian kebakaran hutan tidak semata-mata dengan pemadaman. Namun indikasi-indikasi yang diakibatkan oleh pembakaran lahan dengan cara yang disengaja juga diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dia menyebut 16 orang sudah berstatus tersangka. Lalu, 11 kasus yang masuk dalam perkembangan penyidikan.
“Satgas hukum sudah bergerak, sudah ada yang tersangka sampai 16 orang. Jadi selain pemadaman, operasi penegakan hukum juga dilaksanakan sehingga semuanya sejalan dan terpadu,” ujar dia.