Istana Ajak Masyarakat Kawal Program Makan Bergizi Gratis

Siswa SDN Kedung Badak 1 dan SMP Siliwangi, Tanah Sareal, Kota Bogor, menerima makan siang pada program MBG, Senin, 9 Desember 2024 (Foto:Medcom.id/Candra Yuri Nuralam)

Istana Ajak Masyarakat Kawal Program Makan Bergizi Gratis

Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 5 January 2025 16:59

Jakarta: Juru bicara Istana, Adita Irawati, menyebut pemerintah meminta masyarakat agar turut mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Badan Gizi Nasional (BGN).

Hal itu untuk mencegah adanya bancakan korupsi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis yang bakal digelar mulai besok, Senin, 6 Januari 2025.

“Jika ada indikasi terjadi pungutan liar atau korupsi, pemerintah meminta masyarakat untuk segera melaporkan hal ini ke BGN atau ke pihak kepolisian,” tegas Adita kepada Media Indonesia, Minggu, 5 Januari 2025.

Adita menjelaskan Program MBG diawasi oleh BGN yang bertanggung jawab menetapkan standar gizi untuk setiap porsi makanan, standar kebersihan dapur dan proses pengiriman.

Pemerintah, kata Adita, bertugas untuk memastikan kualitas kebersihan dan kandungan gizi MBG tetap terjada hingga diterima oleh penerima manfaat.

“Di lapangan, penanggung jawab SPPG atau Dapur MBG, yaitu ketua SPPG menjadi perwakilan BGN untuk melaksanakan pengawasan ini,” katanya.
 

Baca juga: BGN Antisipasi Program Makan Bergizi Gratis Dijadikan Bancakan Korupsi

Selain itu, Adita mengeklaim penerapan Pedoman Umum Sistem dan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis di lingkungan BGN sudah didasari atas prinsip-prinsip Good Governance, yakni transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Terkait program makan bergizi gratis, dengan harga Rp10 ribu per paket, Adita menuturkan pada dasarnya program MBG berfokus pada pemenuhan gizi seimbang.

“Anggaran yang ditentukan oleh pemerintah dirancang untuk menjamin terpenuhinya gizi bagi para penerima manfaat,” tutur Adita.

Adita menerangkan menu disusun berdasarkan standar gizi yang ditetapkan oleh BGN dengan penyesuaian terhadap ketersediaan bahan pangan lokal melalui pendekatan Satuan Penukar.

Penyesuaian ini memungkinkan MBG selaras dengan kearifan lokal tanpa mengurangi nilai gizi. Ia mencontohkan di beberapa wilayah sagu menjadi bahan pokok bisa menjadi bahan pemenuhan unsur karbohidrat.

"Masyarakat tak perlu khawatir soal pemenuhan gizi dengan paket makan Rp10 ribu karena akan disesuaikan dengan kebutuhan wilayahnya masing-masing," terang dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)