Kemenpar: Pariwisata Halal Jadi Prioritas Nasional, Targetkan Sertifikasi 1.500 UMKM

Jakarta: Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia menegaskan pariwisata halal sudah menjadi prioritas nasional sejak 2005. 

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, mengatakan pemerintah berkomitmen menjadikan wisata halal berkualitas dan berkelanjutan.

“Pariwisata rakyat Muslim ini sudah masuk program prioritas nasional, kita harus bisa mendatangkan wisatawan yang berkualitas dan juga berkelanjutan, artinya bisa memberi kontribusi ke masyarakat lokal,” kata Hariyanto saat jumpa media di Hotel Santika BSD, Kamis, 25 September 2025

Hariyanto menyebut jumlah wisatawan Muslim global diperkirakan mencapai 230 juta pada 2025, dengan potensi belanja hingga 226 miliar dolar AS pada 2028. Indonesia sendiri memiliki peluang besar dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Sejak 2018, Indonesia telah meluncurkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Peringkat Indonesia sempat fluktuatif, turun pada 2021 ke posisi lima, tetapi kembali menduduki peringkat satu Global Muslim Travel Index pada 2023–2024. Tahun ini peringkat menurun karena minimnya aktivitas yang dapat dinilai.

Kemenpar menyiapkan sejumlah program, termasuk sertifikasi halal bagi 1.500 UMKM di 15 provinsi, pengembangan desa wisata, Tourism 5.0, hingga event-based tourism. Sejumlah provinsi yang aktif mengembangkan pariwisata halal antara lain Aceh, Riau, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Hariyanto menegaskan tantangan utama pengembangan wisata halal adalah keterbatasan data terintegrasi, sensitivitas di beberapa daerah, dan perlunya ekosistem yang lebih solid. Meski begitu, ia optimistis Indonesia bisa menjadi pemain utama global dengan target pasar utama wisatawan dari Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi, serta wisatawan domestik.