Ilustrasi. Foto: dok Metrotvnews.com
Husen Miftahudin • 28 September 2025 09:24
Jakarta: Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede turut mengomentari kasus pembobolan rekening dormant Rp204 miliar di salah satu bank BUMN. Ia menilai, kasus tersebut memperlihatkan celah serius dalam sistem pengawasan perbankan.
"Dalam hitungan menit, dana dipindahkan melalui puluhan transaksi setelah sindikat memaksa kepala cabang menyerahkan akses core banking. Fakta ini menegaskan lemahnya pengawasan rekening dormant, yang meskipun pasif sering menyimpan saldo besar dan jarang dipantau nasabah," ucap Josua, dikutip Minggu, 28 September 2025.
Rekening dormant, sambung Josua, menjadi target pembobolan karena minim pengawasan, ditambah jika ada kolusi orang dalam. Data rekening dengan saldo besar yang bocor ke pihak luar, membuat sindikat mudah menyasar rekening dormant sebagai sasaran.
Josua menilai, sistem fraud detection yang ada juga gagal mengantisipasi pola transaksi kilat bernilai besar, sehingga aktivitas baru terdeteksi setelah dana berpindah.
"Kejadian ini menunjukkan kombinasi kelemahan internal control, keterlibatan pegawai, serta kurangnya sensitivitas monitoring," tutur dia.
Baca juga: Bareskrim Polri Bongkar Sindikat Pemindahan Rekening Dormant Rp204 Miliar |