Ilustrasi. FOTO: AFP
Angga Bratadharma • 11 June 2023 16:04
Washington: Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi melambat menjadi 2,1 persen pada 2023 didukung pengurangan produksi OPEC+ yang diumumkan pada April. Ramalan itu lebih rendah dari perkiraan terbaru yang dirilis pada Mei.
Mengutip The Business Times, Minggu, 11 Juni 2023, IMF memperkirakan pertumbuhan PDB Arab Saudi sebesar 3,1 persen bulan lalu. Ekonomi Arab Saudi tumbuh 8,7 persen tahun lalu, karena harga minyak yang tinggi mendorong pendapatan dan menyebabkan surplus anggaran pertama Kerajaan dalam hampir 10 tahun.
Sedangkan Kementerian Energi Arab Saudi mengumumkan negara itu akan melakukan pemotongan sukarela lebih lanjut sebesar satu juta barel per hari untuk produksi minyaknya pada Juli. Akan tetapi dampaknya terhadap harga telah diredam akibat kekhawatiran global dan prospek permintaan yang tidak pasti membebani.
IMF, dalam pernyataan penutup misi Pasal IV terbarunya, mengatakan bahwa sementara pemotongan April akan mengurangi pertumbuhan keseluruhan menjadi 2,1 persen, pertumbuhan non-minyak diperkirakan tetap kuat.
"Pertumbuhan non-minyak diperkirakan rata-rata lima persen pada 2023 dan tetap di atas potensi karena belanja konsumsi yang kuat dan percepatan pelaksanaan proyek mendorong permintaan," kata IMF.
IMF menambahkan bahwa neraca fiskal Arab Saudi akan mengalami defisit pada 2023 karena pendapatan minyak yang lebih rendah. Itu tidak memberikan angka terbaru untuk defisit yang diproyeksikan, tetapi laporan Mei menyatakan defisit 1,1 persen dari PDB pada 2023.
Pemerintah Saudi memperkirakan surplus anggaran kedua berturut-turut untuk tahun ini, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan di 2022. "Potensi dividen tambahan dari Aramco dapat meningkatkan posisi fiskal," pungkas IMF.