ilustrasi/medcom.id
Media Indonesia • 2 August 2023 16:42
Bandung: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat dalam kurun waktu lima hari terakhir, suhu minimum di Bandung dan Lembang ada di kisaran 17 derajat sampai 18,6 derajat celsius. Namun menurut BMKG, fenomena ini umum terjadi ketika memasuki puncak kemarau pada Juli hingga Agustus.
Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu menjelaskan suhu minimum normal pada Juli ialah 18,2 derajat celsius dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat celsius. Dapat disimpulkan, memasuki puncak musim kemarau pada Agustus ini temperatur minimum masih dalam keadaan normal.
"Tidak ada suhu minus baik di Kota Bandung maupun Lembang dan suhu minus tidak mungkin terjadi di wilayah tropis, kecuali di Puncak Jaya, Papua," terang Rahayu, 31 Agustus 2023.
Menurut Rahayu, suhu dingin ekstrem, memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, yakni di malam hari. Saat musim kemarau, waktu siang hari terik sinar matahari maksimal karena tak ada tutupan awan, akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.
"Sedangkan malam hari bumi akan melepaskan energi, karena tidak ada awan maka di malam hari sampai dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan," lajutnya.
Kondisi inilah yang menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Jadi, dampaknya ialah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam sampai dini hari.
"Penyebab lainnya suhu udara menjadi dingin pada puncak musim kemarau, ialah karena adanya musim dingin di wilayah Australia. Ada pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia yang menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin monsun Australia, yang juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia," ungkapnya.
Rahayu menambahkan angin monsun Australia ini yang membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia di wilayah belahan bumi selatan. Fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung sampai Agustus 2023 dan awal September akan berangsur menghangat kembali.
Masyarakat dihimbau untuk tidak panik melihat fenomena ini, karena suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di belahan bumi selatan.
"Masyarakat diharap menyiapkan diri dengan menggunakan jaket dan atau selimut pada malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit," bebernya.