Kasan Solin, 55, didampingi Susiana, penjual tahu asal Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (Dok: Humas Embarkasi Surabaya)
Amaluddin • 13 June 2023 22:41
Surabaya: Menunaikan rukun Islam ke-5 adalah harapan terbesar setiap muslim. Tak terkecuali bagi Kasan Solin, 55, seorang jemaah haji kloter 48 asal Dusun Karangsukup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pembuat sekaligus penjual tahu keliling ini bersyukur setelah berusaha dan berdoa selama kurang lebih 40 tahun. Kasan bersama istri tercintanya, Susiana, akhirnya terpanggil menjadi tamu Allah pada musim haji tahun 2023.
Bagi Kasan, bisa berhaji ke Baitullah sudah menjadi cita yang diidamkan sejak ia masih remaja.
“Sejak saya masih bujang (belum menikah), saya sudah kepingin sekali bisa berangkat haji. Sedikit demi sedikit, waktu itu sekitar tahun 1.983 saya mulai menyisihkan setiap pendapatan yang saya terima,” kata Kasan, Selasa, 13 Juni 2023.
Kasan mengatakan pertama kali menabung untuk haji dengan menyisihkan uangnya di celengan yang ia simpan dalam lemari baju. Jumlahnya variatif, mulai Rp100 hingga Rp1.000.
"Saya berusaha sisihkan uang mulai Rp100 sampai Rp1.000 selama hampir 40 tahun, dengan niat dalam hati ingin pergi berhaji,” katanya.
Waktu itu, kata Kasan, dirinya masih menjadi buruh tahu yang membantu usaha produksi tahu pamannya. Setelah dirasa mampu berusaha sendiri, Kasan mulai merintis usaha produksi tahu sendiri.
"Setelah saya bikin tahu sendiri, saya juga menjualnya dari kampung ke kampung sambal naik sepeda motor," ujarnya.
Setelah uang dalam celengannya penuh, Kasan memecahkannya dan digunakanuntuk membeli seekor sapi. Dari seekor sapi itu, kata dia, ia merawatnya hingga berkembang menjadi empat ekor sapi.
"Kemudian saya jual semua sapi itu tahun 2011, uangnya lalu saya buat daftar naik haji dan dijadwalkan berangkat tahun 2023 ini,” ujarnya.
Kini, setiap hari dia memproduksi tahu dari 30 kg kedelai. Selama Kasan berhaji, usaha tahunya tetap berjalan dengan dibantu anak-anaknya. Ia mengaku tidak memiliki karyawan lain selain istri dan anak-anaknya yang telah ia ajari produksi tahu.
Kasan dan istri sangat berbahagia setelah sempat tertunda karena pandemi covid-19, tahun ini mereka bisa menyempurnakan rukun Islam ke-5.
“Doa yang dipanjatkan nanti semoga hidup makmur dan sehat serta anak-anak kami juga bisa naik haji semua,” ucap dia.