Bank Dunia Revisi Naik Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5% Tahun Ini

Ilustrasi ekonomi indonesia. Foto: MI.

Bank Dunia Revisi Naik Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5% Tahun Ini

Fetry Wuryasti • 3 October 2023 19:45

Jakarta: Bank Dunia merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam laporan Global Economic Prospect (GEP) edisi Oktober 2023, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ke level lima persen sepanjang 2023. Proyeksi tersebut naik 0,1 persen dari outlook dalam laporan sebelumnya periode April 2023, yakni sebesar 4,9 persen.

Pasar menilai revisi proyeksi tersebut memberikan gambaran bagaimana outlook ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini di tengah situasi global masih diselimuti ketidakpastian ekonomi global.

Naiknya proyeksi tersebut mengindikasi pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut, hal ini tidak terlepas upaya kebijakan moneter dan fiskal yang bersinergi sebagai upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kepercayaan konsumen yang meningkat, nilai tukar perdagangan (terms of trade) yang lebih baik, dan lonjakan permintaan dan dukungan kinerja ekonomi domestik di tahun ini juga terus menguat antara lain didukung pascapandemi covid-19, mendorong keyakinan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi sosial," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa, 3 Oktober 2023.

Sehingga resiliensi Indonesia masih terjaga di tengah peningkatan risiko global. Namun demikian Bank Dunia memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di level 4,9 persen pada 2024.

Proyeksi tersebut masih sama dengan outlook yang dikeluarkan Bank Dunia sebelumnya. Ini dilatarbelakangi dengan kondisi dunia yang tidak pasti yang akan berlanjut di tahun depan, sehingga berdampak pada permintaan ekspor Indonesia.

Pengaruh lainnya berasal dari kebijakan suku bunga dari negara-negara maju, tensi geopolitik, normalisasi komoditas, yang berdampak pada ekspor dalam negeri.

Selain itu faktor kesulitan domestik yang terus-menerus di Tiongkok seperti memudarnya pemulihan dari pembukaan kembali ekonomi, peningkatan utang, dan kelemahan di sektor properti membebani pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan mungkin akan berdampak ke Indonesia, mengingat Indonesia merupakan mitra dagang Tiongkok.

Baca juga: Peringatan Bank Dunia, Ekonomi Tiongkok Bisa Menurun di 2024
 

Ekonomi akan tetap kuat


Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Manuela V. Ferro mengatakan pertumbuhan di negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan akan tetap kuat sebesar lima persen pada 2023.

Tetapi pertumbuhan akan melambat pada paruh kedua 2023 dan diperkirakan menjadi 4,5 persen pada 2024. Menurut Economic Update Bank Dunia Oktober 2023 untuk Asia Timur dan Pasifik, menyebut pertumbuhan regional tahun ini lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata yang diproyeksikan untuk semua negara emerging market dan negara berkembang lainnya,

"Namun lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Pertumbuhan di Tiongkok pada 2023 diproyeksikan sebesar 5,1 persen dan di kawasan kecuali Tiongkok sebesar 4,6 persen," kata Manuela.
 
Sementara itu, pertumbuhan di negara-negara Kepulauan Pasifik diperkirakan sebesar 5,2 persen. Pada 2024, membaiknya kondisi eksternal akan membantu pertumbuhan di negara-negara lain di kawasan ini. Namun kesulitan dalam negeri yang terus berlanjut di Tiongkok mengakibatkan memudarnya kebangkitan kembali dari pembukaan kembali perekonomian.

Ditambah dengan peningkatan utang dan kelemahan di sektor properti, faktor-faktor struktural yang semakin lama akan membebani pertumbuhan di Tiongkok, memperlambatnya menjadi 4,4 persen pada 2024.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi di wilayah lain diperkirakan akan meningkat menjadi 4,7 persen pada 2024, karena pemulihan pertumbuhan global dan pelonggaran kondisi keuangan mengimbangi dampak dari melambatnya pertumbuhan di Tiongkok dan langkah-langkah kebijakan perdagangan di negara lain.

Meningkatnya ketegangan geopolitik, dan kemungkinan terjadinya bencana alam, termasuk peristiwa cuaca ekstrem, merupakan risiko-risiko negatif tambahan terhadap prospek perekonomian kawasan.

"Kawasan Asia Timur dan Pasifik tetap menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat dan paling dinamis di dunia, meskipun pertumbuhannya sedang," papar Manuela.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)