Peserta Jambore Pramuka Dunia Tiba di Tanah Air

Peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25 dari Indonesia tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Peserta Jambore Pramuka Dunia Tiba di Tanah Air

Hendrik Simorangkir • 13 August 2023 16:23

Tangerang: Peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dengan kondisi baik. Para peserta berhasil keluar dari bencana gelombang panas hingga badai topan yang menyerang Korea Selatan.

Jambore Pramuka yang digelar di pantai Barat Korea Selatan dihadiri 43 ribu peserta dari seluruh dunia, dengan mayoritas berusia 14-18 tahun. Namun, beragam persoalan di perkemahan pemuda terbesar di dunia itu menyebabkan kontingen-kontingen dari berbagai negara dipulangkan. 

Namun tidak untuk kontingen dari Indonesia yang mengirimkan seribuan siswa ke Korea Selatan itu. Mereka masih bertahan di sekitar perkemahan walau adanya ancaman cuaca buruk.

Seperti yang dikemukakan Kepala Badan Pengelola Labschool Jakarta, Ahmad Ridwan. Dia mengatakan, peserta dari Indonesia tetap berkegiatan di sekitar perkemahan meski adanya ancaman cuaca tersebut.

"Kendala yakni cuaca dan kendala sanitasi higienis di sana. Peserta dari Inggris dan AS pada pindah tempat dari lokasi Jambore, ke hotel semua. Indonesia masih bertahan," ujarnya saat menyambut para peserta di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu, 13 Agustus 2023. 

Ridwan menuturkan, Labschool sendiri mengirimkan sebanyak 210 siswa untuk diikutsertakan ke Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan tersebut. Selama kegiatan 12 hari tersebut, dari ratusan orang terdapat beberapa siswanya yang jatuh sakit.

"Ada sakit ringan seperti kelelahan dan dehidrasi sebanyak 7 siswa. 6 kembali ke kampnya masing-masing, dan 1 siswa mendapat sakit keseleo dipulangkan lebih awal ke Indonesia," katanya.

Ridwan menjelaskan, hadirnya Labschool ke Jambore Pramuka tersebut lantaran mendapatkan kepercayaan dari Kwarnas untuk mewakili Indonesia. 

"Penampilan yang kami tunjukan seperti tari kolosal, tari Reog Ponorogo, dan nyanyi," ucap dia.

Menurut Ridwan, meski telah mengikuti ajang empat tahunan itu sebanyak tiga kali berturut-turut, pihaknya baru kali ini mengirimkan siswanya terbanyak dari sebelumnya. Selain itu, lanjutnya, pihaknya pun akan melakukan evaluasi untuk menghadapi jambore berikutnya.

"Ke depan akan digelar di Polandia. Persiapannya yang kemarin ada kekurangan akan kita latih lebih survival, kita siapkan anak-anak lebih mengenal lingkungan. Karena di Polandia itu dingin. Persiapan fisik dan mental," jelasnya.

Sementara, siswa Labschool Kebayoran kelas 11 yang menjadi peserta Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan, Nayla Safira mengaku, jika cuaca di sana sangatlah panas dan juga ditambah adanya badai.

"Jadi hari pertama di sana, kita hanya buat tenda dan adaptasi dengan cuacanya. Selanjutnya ada kegiatan di sekitar area perkemahan dan di luar perkemahan, seputar dengan kegiatan pramuka. Tapi sayangnya ada badai," kata Nayla.

"Kita tidur di tenda, suasana di sana sangat panas saat tidur pun terasa sangat gerah," sambungnya.

Selain itu, Nayla mengatakan, untuk masakannya pun dinilainya kurang higienis meski berlimpah.
"Makanan di sana bersahabat buat kita. Tapi kurang higiene saja, karena dimasak di ladang pasir seperti itu," ujarnya.

Namun, Nayla menambahkan, kondisi yang diterima bersama teman-temannya itu pun sirna, saat bertemu dengan peserta Pramuka dari seluruh dunia. 

"Itu merupakan pengalaman baru dan sangat luar biasa, kapan lagi kita punya kesempatan seperti itu bertemu dengan Pramuka di seluruh dunia," jelasnya.

Nayla mengatakan, saat di sana kontingen dari Indonesia mengikuti berbagai kegiatan yang telah disuguhkan oleh tuan rumah. Mulai dari permainan di pantai hingga mengunjungi museum. 

"Ada permainan air di sekitar perkemahan, mengunjungi museum untuk mengetahui histori, dan pengenalan terhadap kegiatan Pramuka," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)